Senin 02 Jan 2017 13:24 WIB

Tahun Baru, Kota Malang Miliki Jalur Pedestrian Baru

Rep: Christiyaningsih/ Red: Winda Destiana Putri
 Pejalan kaki melintasi jalur pedestrian yang sedang diperbaiki. (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Pejalan kaki melintasi jalur pedestrian yang sedang diperbaiki. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Memasuki Tahun Baru 2017 Kota Malang memiliki jalur pedestrian baru. Panjang jalur pedestrian tersebut sekitar 400 meter dan berlokasi di Jalan Ijen Kota Malang. Jalur tersebut membentang dari depan Gereja Ijen hingga Simpang Balapan.

Wali Kota Malang, Mochamad Anton, mengatakan pembangunan jalur pedestrian bersumber dari Corporate Social Responsibility (CSR) sebuah perusahaan tambang. Total biaya yang dibutuhkan mencapai Rp 2,6 miliar.

Menurutnya jalur pedestrian di Jalan Ijen merupakan percontohan yang ada di Kota Malang. Nantinya, model pedestrian serupa akan dibangun dari Jalan Ahmad Yani hingga kawasan Jalan Letjen Sutoyo. "Di kawasan itu banyak hotel, karena kita tahu bahwa pengunjung hotel suka berjalan kaki, sehingga dengan dibangunnya pedestrian bisa menguatkan budaya jalan kaki," kata Anton pada Senin (2/1).

Pemkot Malang, ungkap Anton, terus mengembangkan pembangunan jalur pedestrian termasuk di Jalan Dieng. Jalur pedestrian di Jalan Dieng direncanakan akan selesai dan menjadi kado ulang tahun kota pada April tahun ini.

Berdasarkan pantauan Republika, jalur pedestrian Jalan Ijen dipenuhi banyak bangku taman. Banyak masyarakat yang mampir di bangku taman yang dinaungi pepohonan yang rindang. Akan tetapi pembangunan jalur pedestrian itu tak sepenuhnya dianggap menarik.

Seorang warga Kota Malang bernama Abdul Malik mengatakan pembangunan jalur pedestrian di Jalan Ijen tidak terlalu banyak perubahan dibandingkan wujud sebelumnya. "Sebelumnya trotoar memang sudah lebar dan sudah ada bangku taman, hanya tampilannya yang diperbarui jadi tidak terlihat kusam dibandingkan sebelumnya," katanya berpendapat.

Menurutnya akan lebih baik jika dana yang bersumber dari CSR digunakan untuk program yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Ia mencontohkan inisiatif sekelompok mahasiswa yang menggandeng perusahaan cat sehingga kini tercipta Kampung Warna-Warni Jodipan. "Dari kampung yang awalnya tidak dilirik kini jadi obyek wisata yang akhirnya menggerakkan perekonomian masyarakat setempat," pungkasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement