Senin 02 Jan 2017 15:46 WIB

Jalur Pendakian Gunung Semeru Ditutup Mulai 4 Januari

Rep: Christiyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Siluet pendaki berjalan menuju puncak Gunung Semeru
Foto: Zabur Karuru/Antara
Siluet pendaki berjalan menuju puncak Gunung Semeru

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS) akan menutup jalur pendakian Gunung Semeru mulai Rabu (4/1). Kepala BB-TNBTS John Kenedie melalui keterangan tertulisnya menjelaskan pendakian ditutup hingga batas waktu yang akan ditentukan kemudian.

Penutupan secara total dilatarbelakangi kondisi jalur pendakian yang mengalami banyak kerusakan. Penutupan kegiatan pendakian Gunung Semeru ini juga dimaksudkan untuk pemulihan atau revitalisasi ekosistem di sepanjang jalur pendakian.

 "Penutupan juga dilakukan mengingat kondisi cuaca yang cenderung semakin buruk disertai angin kencang dan pohon tumbang," kata John melalui surat resmi.

Kepala Humas BB-TNBTS Antong Hartadi ketika dihubungi Republika.co.id pada Senin (2/1) menjelaskan pihaknya belum menentukan kapan pendakian kembali dibuka. Namun berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya penutupan berlangsung selama dua sampai tiga bulan.

"Kita biarkan dulu rumput-rumput dan semak tumbuh kembali, setelah melewati masa high season pastinya ekosistem di gunung banyak yang harus direvitalisasi," kata Antong.

Nantinya BB-TNBTS akan membersihkan jalur pendakian dan jika diperlukan perbaikan jalan. Menurutnya sepanjang jalur pendakian menjadi perhatian BB-TNBTS. Antong mengatakan pendaki Gunung Semeru paling banyak terjadi pada Sabtu (31/12) yang mencapai 659 orang.

Meski sebelumnya pengelola sudah menetapkan kuota pendaki per hari sebanyak 500 orang namun antusiasme masyarakat tetap tak terbendung. "Sudah kita tetapkan kuota setiap ada hari-hari besar seperti HUT RI dan tahun baru, tapi kemarin pendaki sudah menumpuk akhirnya semua diizinkan naik," kata Antong.

Berdasarkan catatan BB-TNBTS, pada hari-hari biasa jumlah pendaki Gunung Semeru rata-rata berjumlah 200-300 orang per hari.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement