Senin 02 Jan 2017 17:31 WIB

Pasokan Pupuk Bersubsidi Diantisipasi Jika Musim Tanam Maju

Rep: bowo pribadi/ Red: Budi Raharjo
Seorang petani menunjukkan pupuk urea di lahan persawahan.
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Seorang petani menunjukkan pupuk urea di lahan persawahan.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Penyaluran pupuk bersubsidi Kabupaten Semarang untuk bulan Januari- Februari 2017 tidak terhambat meski Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) pupuk bersubsidi tahun 2017 masih dalam proses penyusunan.

Untuk sementara, kebutuhan pupuk bersubsidi untuk dua bulan pertama (Januari dan Februari) 2017 ini masih menggunakan angka kebutuhan kelompok tani sesuai dengan RDKK pupuk bersubsidi 2016.

“Kami perkirakan kebutuhan pupuk bersubsidi untuk dua bulan pertama tahun ini tidak jauh berbeda dibandingkan dengan kebutuhan periode yang sama 2016,” kata Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Kehutanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Semarang, Urip Triyoga, di Ungaran, Senin (2/1).

Meski begitu, Dinas Pertanian Perkebunan Kehutanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Semarang tetap mengantisipasi kemungkinan musim tanam yang maju karena faktor musim penghujan. Para petani diimbau agar menggunakan pupuk sesuai dosis, berimbang dan tetap memanfaatkan pupuk organik.

Dengan begitu, penyerapan pupuk tidak melampaui rencana kebutuhan yang telah disiapkan. Menurutnya, jika kebutuhan pupuk bersubsidi maju akibat imbas waktu tanam yang lebih awal, kelompok tani diimbau untuk berkoordinasi dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) masing-masing.

Sebab informasi dari PPL ini bakal menjadi acuan sekaligus ditindaklanjuti dengan pengajuan jadwal penyaluran pupuk bersubsidi agar stoknya tidak terlambat. “Walaupun musim tanam harus maju, ketersediaan pupuk tidak akan terhambat,” tegas Urip.

Ia juga mengungkapkan, saat ini pihaknya masih terus melakukan proses finalisasi rekap ulang RDKK pupuk bersubsidi 2017, sebelum diajukan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.

Jika pengajuan ke Provinsi sudah disetujui dan diberikan kuota rencananya bakal ditindaklanjuti ke lapangan sambil menunggu proses administrasi. Sehingga pihaknya belum dapat memastikan berapa kebutuhan riil pupuk bersubsidi untuk tahun ini.

Namun sebagai gambaran, pada tahun 2016 lalu Kabupaten Semarang mendapat kurang lebih 14 ribu ton urea, sekitar 6.325 ton pupuk jenis ponska serta sebanyak 2.310 ton pupuk jenis SP-36.

Dibandingkan pertumbuhan areal tanam Urip memperkirakan jumlah kuota pupuk bersubsidi 2017 ini tidak akan jauh berbeda. “Kemungkinan kuotanya hampir sama kalaupun ada selisih juga tak terlalu signifikan,” jelasnya.

Dari pantauannya, di lapangan selama tahun 2016 di kabupaten Semarang tidak ditemukan adanya kelangkaan pupuk bersubsidi di tingkat kelompok tani. Sebab pihaknya sudah mengatur kebutuhan pupuk ini per masing- masing kecamatan.

“Jika ada kecamatan yang mengalami kekurangan maka akan dilakukan pergeseran pupuk dari kecamatan lainnya yang masih memiliki kecukupan stok agar proses pemupukan tidak terganggu,” tandasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement