Senin 02 Jan 2017 18:05 WIB

Kubu Trump Ragukan Sanksi Obama tidak Proporsional

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Agus Yulianto
Presiden AS terpilih, Donald Trump
Foto: AP
Presiden AS terpilih, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kubu Presiden AS terpilih tidak sepakat dengan hukuman yang diberikan Presiden Barack Obama pada Rusia. Pada Ahad (1/1), asisten utama Donald Trump mengatakan, Gedung Putih mungkin sudah menghukum Rusia secara tidak proporsional.

Juru bicara Gedung Putih yang akan datang Sean Spicer mengatakan, Trump akan mengajukan beberapa pertanyaan pada lembaga intelijen AS. Pernyataan terkait keputusan Obama menjatuhkan sanksi, memulangkan diplomat dan mengosongkan dua fasilitas Rusia di Maryland dan New York.

"Salah satu pertanyaan adalah apa yang menyebabkan semua ini? Maksud saya, 35 diplomat dipulangkan, dua situs ditutup, pernyataannya, apakah respons itu perlu?" kata Spicer dalam wawancara dengan 'This Week' kantor berita ABC yang ditayangkan Ahad.

Trump akan bertemu dengan lembaga intelijen pada ini setelah ia pulang ke New York pada Ahad. Sabtu lalu, Trump menyampaikan, skeptismenya soal Rusia berada dibalik serangan siber pada pejabat Partai Demokrat dan sistem pemilu AS.

Milyarder berusia 70 tahun ini mengaku, tahu banyak soal keamanan siber. Dilansir Aljazirah, Ahad (1/1), Trump mengatakan, tidak ada komputer yang aman untuk menyimpan informasi privasi.

Pernyataan ini diutarakan Trump pada reporter dalam perayaan malam tahun baru. Ia juga menyampaikan keraguannya pada metode keamanan siber dan komunikasi yang digunakan pemerintahan AS.

"Anda tahu, jika anda punya sesuatu yang sangat penting, tulis lah dan kirim melalui kurir, cara yang kuno memang, tapi itu karena tidak ada komputer yang aman," kata Trump. 

Ia juga mengaku, tahu banyak soal peretasan yang sangat sulit dibuktikan. Menurutnya, pelaku bisa saja orang lain. "Saya tahu hal-hal yang tidak diketahui orang-orang," tambahnya.

Trump sempat mengatakan, akan membocorkan sejumlah informasi terkait isu ini pada Selasa atau Rabu. Ia tidak menjelaskan lebih lanjut. 

Dalam wawancara dengan ABC, Spicer kembali mengingatkan, soal aksi Cina meretas dokumen karyawan pemerintahan AS pada 2015. Saat itu tidak ada yang AS lakukan. "Tidak ada, tidak ada yang dilakukan ketika informasi jutaan orang, termasuk info keamanan dibocorkan," kata Spicer.

Namun, Ketua  Senate Armed Services Committee, John McCain menjadwalkan sesi penjelasan soal ancaman siber asing pada Kamis mendatang. Senator Republik ini mengatakan, Rusia harus membayar mahal atas serangan pada 'fundamental demokrasi AS'.

Petinggi Demokrat di Komite Intelijen House juga mengatakan Kongres akan mendorong pembalasan keras melawan Rusia. Representatif Adam Schiff memperingatkan jika Trump melawan keputusan Obama.

"Saya rasa masih banyak yang harus dilakukan, kami merasa apa yang sudah dilakukan belum cukup," kata Schiff dalam program ABC yang sama. Menurutnya, Kongres akan sangat mendukung sanksi yang lebih keras pada Rusia.

Senator Republik asal Arkansas, Tom Cotton juga mengatakan, pada Fox News Sunday bahwa sanksi Obama tidak cukup. Sementara dalam perkembangan terbaru, pesawat berpenumpang 35 diplomat Rusia yang dipulangkan AS telah tiba di Moskow, Senin (2/1).

Pesawat Rossiya Special Flight Detachment milik pemerintah Rusia ini membawa serta keluarga para diplomat. Dilansir TASS, sanksi juga berlaku pada sejumlah perusahaan Rusia, Federal Security Service, dan Main Intelligence Agency of Russia’s General Staff.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, Moskow tidak akan memperpanjang apa yang disebutnya sebagai 'perkelahian kucing'. Ia juga tidak akan membalas dengan memulangkan diplomat AS dari Rusia.

Putin malah mengundang anak-anak diplomat AS di Moskow untuk mengunjungi perayaan Tahun Baru dan Natal di Kremlin. Acara itu khusus dibuat untuk anak-anak, termasuk anak dari para diplomat yang diusir dari AS.

 

 

sumber : Reuters/TASS
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement