REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Shanghai dan Hong Kong mengonfirmasi kasus serangan virus H7N9 yang merupakan turunan virus flu burung pada Jumat lalu (30/12). Kasus H7N9 di Hong Kong merupakan kasus kedua setelah seorang pria tua meninggal akibat virus flu burung tersebut.
Pemerintah Hong Kong mengatakan, pria berusia 70 tahun yang mengidap flu burung tersebut sering melakukan perjalanan ke kota-kota di Cina seperti Shenzhen dan Zhongshan pada awal Desember. Pria itu berjualan unggas hidup di Zhongshan secara berkeliling. Namun otoritas berwenang masih mencari informasi dari mana ia terinfeksi virus flu burung tersebut.
Pria tua itu saat ini dirawat di rumah sakit dan dalam kondisi stabil. Mereka yang melakukan kontak dengannya telah diawasi kesehatannya meskipun belum ada tanda-tanda terjangkit flu burung.
Seperti dilansir Telegraph, Pemerintah Hong Kong menyatakan, kasus flu burung diprediksi meningkat saat musim dingin. Ini berdasarkan pola menurut musim.
Seorang laki-laki tua lainnya yang telah membeli ayam dari pasar di dekat Provinsi Guangdong meninggal pada Ahad lalu. Ia meninggal setelah dites mengidap virus H7N9. Shanghai mengumumkan terdapat satu kasus infeksi flu burung pada Desember 2016.
Hong Kong saat ini waspada terhadap penyebaran virus flu burung. Virus ini pertama kali dilaporkan menyerang manusia di Hong Kong pada 1997 dan menewaskan enam orang, serta ratusan orang lainnya di seluruh dunia.