REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH - Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Uni Emirat Arab (UEA) mengeluarkan travel warning ke Turki pada Senin (2/12). Warga UEA diperingatkan agar sementara tidak bepergian ke Turki setelah serangan mematikan ISIS di Istanbul yang menewaskan 39 orang.
Sebanyak 25 korban tewas dalam serangan di klub malam Reina, di tepi Bosphorus, Istanbul, adalah warga asing. Korban termasuk warga negara Arab Saudi, Lebanon, Maroko, Libya, Israel, India, Kanada, warga ganda Turki-Belgia, dan warga Prancis-Tunisia.
ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan berdarah itu. Serangan dilakukan oleh seorang pria bersenjata yang melepaskan tembakan secara membabi buta.
Travel warning menjadi peringatan bagi industri pariwisata Turki. Pengamat pariwisata dan penerbangan sekaligus Kepala Analis di StategicAero, Saj Ahmad, mengatakan industri pariwisata di Turki akan semakin terpuruk jika terus terjadi aksi teror.
"Setelah melakukan pencegahan warganya ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Turki sekarang berada di garis depan yang mendapat serangan teror dan pembantaian," kata dia kepada Arab News.
Menurutnya, teror akan merusak daya tarik Turki sebagai negara tujuan wisata. Sejumlah pihak juga mempertanyakan apa yang akan dilakukan Pemerintah Turki untuk membendung segala serangan yang terjadi.
Sejumlah kelompok teroris telah melakukan puluhan serangan di tempat umum di Turki sejak 18 bulan terakhir.