REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan awal tahun 2017, Selasa (3/1), dibuka turun tipis 6,3 poin atau 0,12 persen menjadi 5.290,39.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada Selasa mengatakan bahwa pelaku pasar saham yang melanjutkan aksi lepas saham berdampak negatif bagi laju IHSG di awal tahun 2017 ini. "Pada awal perdagangan, sebagian pelaku pasar masih memanfaatkan aksi ambil untung terhadap saham-saham domestik yang harganya dinilai masih tinggi," kata Reza Priyambada.
Kendati demikian, kata dia, pelemahan yang terjadi tidak banyak mengganggu optimisme investor terhadap fundamental industri pasar modal mengingat perekonomian nasional yang masih cukup kondusif. "Kebijakan pemerintah mengenai amnesti pajak masih akan memberikan sentimen positif bagi pasar, melalui kebijakan itu diharapkan dapat memperkuat penerimaan negara yang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan infrastruktur," katanya.
Ia menambahkan bahwa masih adanya optimisme perbaikan kondisi ekonomi Indonesia pada 2017 ini seiring dengan stabilnya angka inflasi, realisasi kebijakan, perbaikan sarana infrastruktur, perbaikan nilai ekspor dan impor hingga perbaikan kualitas hidup masyarakat untuk mendukung peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) akan menjaga pasar modal ke depannya.
Sementara itu, Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere mengatakan bahwa potensi IHSG untuk kembali terapresiasi masih cukup terbuka lebar seiring dengan akan dirilisnya data ekonomi dari negara maju yang diproyeksikan kondusif. "Situasi itu diharapkan menjadi sentimen bagi pasar saham pada pekan pertama perdagangan tahun 2017 ini," kata Nico Omer.
Sementara dari bursa regional, indeks Hang Seng bursa Hong Kong menguat 114,32 poin (0,52 persen) ke level 22.114,88, indeks KOSPI bursa Korea naik 10,86 poin (0,54 persen) ke level 2.037,02, dan Straits Times Singapura menguat 4,00 poin (0,14 persen) posisi 2.884,76.