REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Rusia melakukan pelatihan militer di laut dengan Filipina untuk melawan terorisme dan pembajakan. Untuk melaksanakan hal itu, Rusia mengirim dua kapal perangnya ke Manila secara resmi untuk pertama kali.
Kapal perang Admiral Tributs dan kapal tangki Boris Butoma tiba di Manila pada Selasa, (3/1). Dua kapal dan para krunya akan berada di Filipina selama empat hari.
Kepala Kapal Flotilla Angkatan Laut Armada Pasifik Rusia, Laksamana Eduard Mikhailov mengatakan kru kapal Rusia akan mendemonstrasikan kemampuan mereka melawan terorisme. "Pemerintah masih membicarakan jangka waktu pelatihan militer angkatan laut bersama di Filipina, kami juga akan melakukan pelatihan militer angkatan laut bersama dengan Indonesia," katanya, Selasa (3/1).
Masalah yang kita hadapi saat ini, ujar Mikhailov, adalah pembajakan. "Kami akan mencontohkan cara kami melawan pembajakan, kalian juga akan memberikan contoh bagi kami untuk mengatasi pembajakan," katanya.
Mikhailov menambahkan, Rusia akan melatih Filipina untuk melawan pembajakan dan terorisme. Ini dilakukan untuk memperkuat keamanan di Pasifik.
Juru bicara Angkatan Laut Filipina mengatakan, ini pertama kalinya dilakukan pelatihan resmi dengan Angkatan Laut Rusia. Selama ini Filipina mengalami masalah dengan militan Abu Sayyaf yang sering menculik para nelayan maupun orang asing.
Abu Sayyaf pernah menculik turis Jerman dan lebih dari 10 kru kapal Malaysia dan Indonesia. Turis Belanda dan turis Jepang juga pernah diculik Abu Sayyaf. Ancaman Abu Sayyaf sangat nyata dan berbahaya sehingga harus segera ditumpas.