REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan sampai September 2016 jumlah penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan di Provinsi Bengkulu mencapai 17,03 persen dari total populasi di provinsi tersebut.
Kepala BPS Provinsi Bengkulu Dyah Anugrah Kuswardani, mengatakan persentase penduduk miskin tersebut sedikit membaik jika dibandingkan dengan pada Maret 2016 yang masih sebesar 17,23 persen. "Ada sedikit penurunan dari data yang kami analisa, pada Maret 2016 terdapat sebanyak 328.610 orang penduduk miskin dan turun menjadi 325.600 orang pada September 2016," kata dia di Bengkulu, Rabu (4/1).
Penduduk miskin perkotaan pada September 2016 itu, kata Dyah lagi, sebanyak 16,16 persen, dan di perdesaan mencapai 17,43 persen. "Penduduk miskin perkotaan berjumlah 98.070 orang, dan untuk daerah perdesaan sebanyak 227.530 orang," kata dia menambahkan.
Nilai komoditas, menurutnya lagi, berpengaruh besar terhadap garis kemiskinan, pengaruh utama disebabkan komoditas kelompok bahan makanan, di antaranya adalah beras, rokok kretek filter, daging sapi, serta cabai merah. "Selain itu yang bukan komoditas makanan juga ikut memberi pengaruh, seperti biaya perumahan, bensin, listrik, dan pendidikan," ujarnya.
Menurutnya, persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar jumlah dan persentase penduduk miskin saja, ada dimensi lain yang juga perlu diperhatikan, yakni tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Indeks keparahan kemiskinan Provinsi Bengkulu sampai September 2016, lanjut Dyah, mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung membawa mereka mendekati garis kemiskinan.