Rabu 04 Jan 2017 10:13 WIB

Siber Polri dan Badan Siber Dipastikan tak Tumpang Tindih

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Kapolri Jenderal Tito Karnavian
Foto: ANTARA FOTO/AGR/Izaak
Kapolri Jenderal Tito Karnavian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyatakan akan membentuk Badan Siber Nasional. Polri memastikan keberadaan badan siber tersebut tidak akan tumpang tindih dengan Siber Bareskrim Polri.

"Itu Badan Siber dan Sandi Negara kalau tidak salah namanya, itu nanti (akan) menangani masalah dunia siber," ujar Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (4/1).

Siber merupakan target kejahatan kriminal paling banyak di dunia saat ini. Indonesia pun menjadi target negara yang paling banyak terkena dampak kejahatan dunia maya tersebut.

"Salah satu negara yang paling banyak terkena dampak kasus cyber crime itu Indonesia," kata Tito.

Alasannya karena Indonesia menjadi negara yang masyarakatnya paling banyak mengonsumsi internet. Bahkan, sekitar 50 persen penduduk Indonesia memiliki gawai.

"Saya dengar datanya 50 persen miliki gadget, oleh karena itu perlu pengawasan dan regulasi lain. Badan siber ini kita harapkan bisa mengatur itu," ujar mantan Kapolda Metro Jaya ini.

Bareskrim Polri memiliki unit kejahatan siber yang selama ini terus berpatroli dalam menegakkan hukum dunia maya. Saat disinggung perihal unit siber yang dimiliki Polri, Tito mengaku keberadaan Badan Siber dan Sandi Negara yang akan dibentuk tidak menggerus tugas dan tanggung jawab unit kejahatan siber Polri.

"Kalau di kami kan khusus penegakkan hukum. (Sedangkan) badan siber ini mengatur regulasi dan lain-lainnya," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement