REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Sejumlah tokoh muda dari beragam latar belakang di ibu kota Provinsi Aceh pada 1 Januari 2017 mendeklarasikan Komunitas Tahajud Banda Aceh.
"Komunitas ini dibentuk untuk meningkatkan syiar Islam, terutama shalat tahajud" ujar Ahmad Rijal, inisiator dan deklarator Komunitas Tahajud di Banda Aceh, Rabu (4/1).
Ada delapan deklarator komunitas tersebut, yakni DR Salman Alhafidz MA yang juga Imam Masjid Raya, Ir Amir Ridha dari kalangan pengusaha, Zulfikar Abdullah ST yang juga anggota DPR Kota Banda Aceh.
Kemudian, DR Ahmad Rijal yang juga Imum Syik Lueng Bata Kota Banda Aceh, Afdhal Khalilullah Ketua KNPI Kota Banda Aceh, Ammar Fuad, pengurus KNPI, serta Muhammad Hakiki dan Muhammad Luthfi, mahasiswa Banda Aceh yang kuliah di Mesir.
Ahmad Rijal berharap kehadiran Komunitas Tahajud dapat diterima oleh masyarakat, khususnya kalangan anak muda, sebagaimana semakin berkembangnya komunitas Subuh keliling. "Ini syiar Islam yang rencananya kami selenggarakan setidaknya satu bulan satu kali, berpindah-pindah dari satu masjid ke masjid lainnya," ujar Ahmad Rijal.
Zulfikar Abdullah, yang juga inisiator dan deklarator komunitas itu menyatakan, kegiatan kelompok yang dibentuknya ini dimulai dengan shalat Isya berjamaah, dilanjutkan dengan tausiyah, kemudian kegiatan dengan tilawah Alquran satu juz.
"Selanjutnya, kami istirahat sejenak, dan tengah malam dibangunkan untuk tahajud, dilanjutkan dengan doa bersama. Kemudian shalat Subuh berjamaah baru pulang. Kalau Senin atau Kamis, kami upayakan ada sahur juga bagi yang ingin berpuasa," ujar anggota Fraksi PKS DPRK Banda Aceh itu.
Ketua KNPI Banda Aceh, Afdhal Khalilullah Mukhlis, menyampaikan apresiasi atas terbentuknya Komunitas Tahajud. Ia berharap shalat tahajud menjadi semakin populer di kalangan anak-anak muda Banda Aceh.
"Kehadiran komunitas ini merupakan upaya mengajak masyarakat, terutama kalangan anak muda untuk shalat lima waktu berjamaah serta shalat tahajud," kata Afdhal.