REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pejabat senior Palestina sekaligus negosiator perdamaian Saeb Erekat mengatakan, pemindahan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem akan merusak upaya damai Palestina dan Israel.
"Jika anda tetap nekad memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem maka kamu sama saja menyerukan terjadinya kerusuhan, tindakan tak berdasar hukum, dan ekstremisme," katanya seperti dilansir The Guardian, Rabu, (4/1).
Seorang pejabat Palestina mengatakan, ia diberitahu oleh pejabat AS kalau menantu Trump Jared Kushner dan Duta Besar AS untuk Israel David Friedman merupakan orang-orang yang jadi penasihat Trump soal isu Israel-Palestina.
Padahal keduanya pencari dana untuk pembangunan pemukiman Israel yang sering mengambil tanah Palestina. Pemindahan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem akan menimbulkan kekerasan baru antara Israel dan Palestina.
Trump pernah menyatakan akan memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem kepada American Israel Public Affairs Commitee (Aipac). Ia mengatakan, pihaknya akan memindahkan Kedutaan Besar AS ke ibukota abadi umat Yahudi, Yerusalem. "Kami akan mengirimkan sinyal yang jelas."
Tim kepresiden Trump juga menunjukkan tanda-tanda mereka akan mendukung kebijakan tersebut dan berkomitmen akan memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem. Namun hingga saat ini asosiasi Trump belum menyebutkan kapan pemindahan dilakukan.
Mantan Duta Besar AS untuk Israel Dan Kurtzer mengatakan, presiden belum disumpah. "Menteri Luar Negeri juga belum menyatakan soal pemindahan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem. Tapi Friedman malah sudah berkoar-koar untuk mengubah kebijakan, ini keterlaluan."