REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga kini belum dapat dipastikan berapa lama penangguhan hubungan militer Indonesia dan Australia akan berlaku atau apakah akan mempengaruhi agenda latihan gabungan antara militer Indonesia dan Australia.
Menurut rencana, Angkatan Laut Indonesia dan Australia akan berpartisipasi dalam latihan gabungan multinasional pada Februari mendatang. Juru bicara Angkatan Laut Indonesia mengatakan dirinya baru mengetahui penyataan Panglima Militer mengenai penangguhan kerja sama militer Indonesia dengan Australia.
“Apakah agenda latihan gabungan ini akan dilanjutkan atau tidak, saya akan memberitahukan Anda lebih lanjut,” kata Laksamana Pertama Jonias Mozes Sipasulta.
“Saya perlu mendapatkan keterangan lebih rinci terlebih dahulu. Kami biasanya tidak menangguhkan kerja sama dalam bentuk pendidikan dan pelatihan tapi sekarang saya mendengar kami telah menangguhkan seluruh bentuk kerja sama,” ujarnya.
Baca:
Pancasila Dihina, Indonesia Hentikan Kerja Sama Militer dengan Australia
Menhan Australia: Penyelidikan Insiden TNI-Australia dalam Tahap Akhir
Menurut laporan yang diperoleh ABC, pada 23 November 2016, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Australia (ADF), Marsekal Udara Mark Binskin telah menulis surat kepada mitra kerjanya di Indonesia mengenai material yang dinilai merendahkan Indonesia di kamp militer di Perth.
Seorang sumber diplomatik yang mengetahui korespondensi ini mengatakan Kepala Angkatan Pertahanan Australia dalam suratnya tersebut memastikan militer Indonesia, material yang merendahkan yang dipajang di Perth tidak merefleksikan pandangan (ADF), dan material itu merupakan insiden yang terpisah.
Kepala Angkatan Darat Australia Letnan Jenderel Angus Campbell juga telah menulis surat kepada mitra Indonesia pada 24 November 2016 untuk memastikan Australia tidak mendukung material itu. Angkatan Pertahanan Australia belum menjawab pertanyaan ABC, tapi sejumlah pejabat tinggi mengaku terkejut atas komentar militer Indonesia.
Hingga insiden ini terjadi hubungan militer antara kedua negara terus meningkat. Kerja sama militer antara kedua negara terakhir kali ditangguhkan pada 2013 menyusul terungkapnya skandal penyadapan telepon.
Dokumen yang didapatkan ABC dan Guardian Australia mengungkapkan pada 2009, intelijen Australia berusaha melakukan penyadapan telepon milik Presiden Indonesia ketika itu Susilo Bambang Yudhoyono.