REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH - Netizen media sosial di Arab Saudi ramai setelah muncul tayangan program salah satu televisi swasta menayangkan adegan pornografi. Sesuatu yang dianggap tabu di negara berpenduduk mayoritas Muslim itu.
Saluran TV Bedaya yang memiliki program Zid Raseedak itu menayangkan adegan beberapa pria yang sedang menari. Dalam tayangan itu ada adegan seorang pria yang berdiri di belakang lainnya, kemudian pria di depannya menggoyangkan pinggulnya yang terlihat sedang menirukan adegan seksual.
Akibat tayangan tersebut netizen di Twitter heboh. Salah satu akun @FarraJIK menyebutnya sebagai adegan kotor. "Sebuah adegan kotor telah dipertontonkan di saluran TV, Kementerian Informasi harus segera menghentikan saluran itu," kata pemilik akun @mkhawe15, seperti dikutip dari The New Arab, Kamis (5/1).
Akibat tayangan pada Rabu (4/1) malam waktu setempat itu, saluran TV Bedaya dikecam keras dan dipaksa untuk meminta maaf. Pemilik akun @alamih42 mengatakan Bedaya muncul sebagai saluran TV Islam namun justru melecehkan agama Islam. Bedaya didirikan sejak tahun 2005 di Arab Saudi.
Pihak Bedaya kemudian meminta maaf melalui Twitter. Pihaknya mengatakan terjadi kesalahan selama siaran langsung itu. "Tindakan yang berlangsung oleh salah satu kontestan kami, suatu tindakan yang tidak diterima oleh logika apapun, agama apapun, atau nilai-nilai moral, kami meminta maaf atas tindakan kontestan kami," kata juru bicara Bedaya.
"Tindakan itu tidak diinginkan oleh dia, dan dia telah bertobat kepada Allah." Bedaya menambahkan, kontestan yang bersangkutan telah didiskualifikasi dan tindakannya tidak mewakili program acara itu. Dia mengaku saluran televisinya memiliki tujuan untuk menyebarkan nilai-nilai dan moral.
Pihak Bedaya juga menjelaskan acara ini bertujuan untuk mempromosikan budaya produktif dan hemat. Serta mempersiapkan pemuda di pasar tenaga kerja.
Seperti diketahui negara Arab Saudi melarang laki-laki dan perempuan dilarang bercampur baur di tempat umum. Akan tetapi setengah dari warganya yang berusia di bawah 25 tahun berusaha untuk membuat perubahan sosial, meskipun kerajaan sangat ketat untuk norma itu.