Kamis 05 Jan 2017 13:51 WIB

Panglima TNI: Hinaan Australia Terhadap Pancasila Terlalu Menyakitkan

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nur Aini
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo membenarkan bahwa keputusan Indonesia menangguhkan kerja sama latihan militer gabungan dengan Australia karena ada kasus penghinaan terhadap Pancasila yang merupakan lambang ideologi bangsa.

"Terlalu menyakitkan sehingga tak perlu dijelaskan," ujar Gatot, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (5/1).

Namun begitu, ia kemudian menjelaskan bahwa pada saat latihan gabungan dengan militer Australia, pelatih dari pasukan khusus TNI AD menemukan bahwa kurikulum yang diberikan kepada siswa di sana mengandung materi yang mendiskreditkan bangsa Indonesia. Bentuk-bentuk pendiskreditan itu, kata dia, antara lain soal Papua yang harus merdeka, serta Pancasila yang dipelesetkan menjadi Pancagila.

"Dari situ maka saya tarik guru tersebut dan saya hentikan dahulu," katanya.

Atas insiden itu, Gatot mengatakan bahwa pihak Australia telah mengirimkan permohonan maaf secara resmi. Negeri Kanguru itu juga menyatakan akan memperbaiki kurikulum serta melakukan investigasi atas peristiwa tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement