Kamis 05 Jan 2017 14:07 WIB

Purnawirawan TNI: Semoga Australia Sadar, Jangan Sentuh Ideologi Pancasila!

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Teguh Firmansyah
Tentara Indonesia dan Australia saat latihan gabungan di Combat Training Centre di Tully, Australia, 10 Oktober 2014.
Foto: Australian Defence Force/Handout via REUTERS
Tentara Indonesia dan Australia saat latihan gabungan di Combat Training Centre di Tully, Australia, 10 Oktober 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Militer Indonesia membekukan sementara kerjas ama dengan militer Australia (Australian Defence Force /ADF). Hal ini dipicu dugaan pelecehan yang dilakukan anggota militer Australia kepada militer Indonesia dan lambang negara Pancasila.

Menurut Purnawirawan TNI, Marsekal Muda (Purn) Prayitno Ramlan, menurunnya hubungan militer Indonesia dengan Australia sebagai dinamika hubungan kedua belah negara. Selama ini, kata Prayitno, memang hubungan negara kedua ini kerap turun naik lantaran dipicu berbagai hal, termasuk yang terjadi kali ini.

"Menurut saya tidak apa-apa, ini dinamika hubungan. Yang pasti dengan ini semoga Australia itu jadi sadar, jangan kau sentuh ideologi, karena Pancasila itu dasar negara kita, jangan dijelek-jelekkan," kata Prayitno saat dihubungi pada Kamis (5/1).

Ia juga menilai keputusan Panglima TNI sebagai tindakan tegas untuk mempertahankan prinsip ideologi negara Indonesia. Namun demikian, ia menilai pembekuan juga bersifat sementara, yang artinya bisa dipulihkan kembali.

Baca juga, Pancasila Dihina, Indonesia Hentikan Kerja Sama Militer dengan Australia.

Hal ini mengingat, penyebab menurunnya hubungan kerjasama militer Indonesia-Australia bukan karena kebijakan pertahanan Australia.

"Sebetulnya persoalan di bawah saja, bukan secara konsep pertahanan Australia menengah ke bawah aja. Bintang satu ke bawah, seperti yang disampaikan Menteri Pertahanan juga orang ini telah ditindak," kata Mantan Penasihat Menteri Pertahanan Bidang Intelijen tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement