REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Antrean di Ditlantas Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) kali tak seperti biasanya. Ratusan warga memadati lokasi sejak pagi hari untuk menghindari tarif baru pengurusan STNK.
Salah satunya Ibrahim. Warga Karang Pule, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram, NTB, ini mengaku memilih menyelesaikan urusan perpanjangan STNK hari ini ketimbang esok hari. Alasan ini dipilih usai mendengar kabar bahwa adanya kenaikan tarif pengurusan STNK.
"Kemarin kan dengar katanya mau naik, bahkan sampai 100 persen, makanya langsung urus sekarang," katanya kepada Republika.co.id, Kamis (5/1).
Ia mengaku baru selesai mengurus perpanjangan STNK usai mengantre hingga tiga jam lamanya. "Biasanya tidak selama ini, mungkin karena ramai juga hari ini," lanjutnya.
Pengalaman serupa dialami Faris. Warga Tanjung Karang, Kecamatan Sekarbela, Mataram, ini mengaku harus menunggu hingga dua jam dalam mengurus perpanjangan kendaraannya kali ini. Dia memilih mengurusnya di drivethru Lombok Epicentrum Mall. Ia beralasan, dibanding tempat lain, di lokasi itu relatif lebih sepi sehingga pelayanannya juga akan lebih cepat. "Di mal biar adem, dan biasanya sepi. Tapi, kali ini ramainya minta ampun," ungkapnya.
Saking ramainya, ia bahkan tidak mendapatkan tempat duduk dan terpaksa berdiri. Ia sendiri mengaku memilih mengurus perpanjangan STNK hari ini usai mendengar kabar adanya kenaikan tarif baru. Menurutnya, angka kenaikan tarif yang baru cukup signifikan. "Warga berdesak-desakan, yang mau buat SIM atau pajak kendaraan," ujar dia.
Kasubdit Regident Ditlantas Polda NTB Bagus Winarta menyampaikan terjadi lonjakan yang cukup signifikan hampir di seluruh layanan samsat maupun drivethru yang tersebar di beberapa titik di Kota Mataram pada hari ini. "Hari biasa sekitar 50-an, sekarang mungkin lebih dari 100 orang," katanya.
Dia menilai, banyak masyarakat yang salah paham atas hal ini sehingga membuat warga berduyun-duyun berdatangan menyegerakan pengurusan. "Mereka anggap ini pajaknya yang naik dua hingga tiga kali lipat. Masih ada keliru persepsi masyarakat," paparnya.
Ia mengaku telah menemui beberapa warga yang hendak melakukan pengurusan dan menjelaskan bahwa yang mengalami kenaikan tarif bukan pajak kendaraan bermotor. Melainkan PNBP seperti material STNK, plat nomor. "Akhirnya ada yang memilih pulang daripada antre lama," katanya menambahkan.
Kendati begitu, ia menambahkan, pelayanan kepada masyarakat pada hari ini harus dilakukan secara maksimal hingga tuntas.