REPUBLIKA.CO.ID, PIDIE JAYA -- Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama (NU) membantu rekonstruksi material terhadap lima pondok pesantren atau Dayah yang terdampak gempa Pidie Jaya, Aceh 7 Desember lalu. Bantuan rehabilitasi bangunan lima pesantren ini merupakan bantuan tambahan setelah sebelumnya LPBI NU telah menyalurkan bantuan ke lokasi gempa dan masyarakat terdampak.
Ketua PP LPBI NU M Ali Yusuf mengatakan, bahwa bantuan dari dana publik yang disalurkan melalui LPBI NU ini merupakan wujud kepercayaan masyarakat terhadap lembaga PBNU yang membidangi penanggulangan bencana dan perubahan iklim. "Total ada lima Dayah atau Pesantren yang menerima bantuan rehabilitasi, yaitu Dayah Bustanul Muallimin Al Munawwarah, Gp. Pohroh Bandar Dua. Dayah Ibdaul Ulum Jangka Buya. Dayah Istiqamatuddin Daruzzahidin Bidok Ulim. Dayah Bustanul Ihsan dan. Dayah Sirajul Huda Al-Aziziyah," ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Kamis (5/1).
Bendahara PP LPBI NU, Fitria Aryani mengatakan, aksi penggalangan dana publik ini merupakan wujud solidaritas kami untuk membantu masyarakat terdampak gempa di Aceh. Bantuan tersebut diperoleh dari hasil penggalangan dana donasi publik pada 5-22 Desember 2016.
Sebelumnya, LPBI NU sejak 8 Desember 2016 atau sehari paska bencana gempa Pidie Jaya, telah mendirikan Pos NU Peduli di beberapa pesantren di Pidie Jaya dan Bireuen. "LPBI NU juga mengerahkan 60 orang relawan baik yang berasal dari lokasi kejadian maupun dari Banda Aceh dan Jakarta," kata dia.
Relawan tersebut telah melakukan assessment dampak, melakukan distribusi bantuan dan menyelenggarakan kegiatan psiko sosial. Selain itu, LPBI NU juga telah menyalurkan bantuan dalam bentuk pemberian hygiene kits, kegiatan psikososial untuk 700 orang pengungsi dan memfasiitasi penyaluran bantuan 1.000 paket family kits dan bantuan rehabilitasi tujuh dayah/pesantren di Pidie Jaya dan Bireuen.
LPBI NU mengucapkan banyak terima kasih kepada para pihak yang telah menyalurkan donasi dan mempercayakan LPBI NU untuk meneruskan kepada masyarakat terdampak. Kepercayaan masyarakat ini menjadi modal bagi LPBI NU untuk terus hadir di tengah masyarakat tidak hanya saat tanggap darurat, tapi juga pada saat pra dan paska bencana.