Kamis 05 Jan 2017 16:24 WIB

Pakar ITB: Flyover tak Selesaikan Kemacetan Menyeluruh

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Uji Coba Open Traffic Fly Over Antapani Sejumlah petugas mengatur arus lalu lintas saat dilakukan uji coba Jalan Layang Antapani, Jalan Jakarta, Kota Bandung, Rabu (28/12).
Foto: Mahmud Muhyidin
Uji Coba Open Traffic Fly Over Antapani Sejumlah petugas mengatur arus lalu lintas saat dilakukan uji coba Jalan Layang Antapani, Jalan Jakarta, Kota Bandung, Rabu (28/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Rencana Pemkot Bandung untuk kembali membangun tiga flyover, memperoleh tanggapan dari pakar tata kota. Menurut Planolog dari ITB, Reza Gubarda, flyover hanya menyelesaikan kemacetan di simpang. Namun, tak menyelesaikan kemacetan yang ada di ruas jalan.

"Solusi kemacetan yang paling awal harus dilakukan Pemkot Bandung adalah ciptakan kantong-kantong parkir," ujar Reza di acara konferensi kers hasil survei Pusat Penelitian Kebijakan Publik dan Pengabdian Masyarakat (PPKPPM) LPPM Universitas Kebangsaan (UNIK) Kampus UNIK, Kamis (5/1).

Menurut Reza, untuk membangun lahan parkir tersebut Pemkot Bandung bisa mengikutsertakan swasta. Kalau ada lahan parkir, maka bisa mengurangi beban jalan dari ruas yang saat ini ada. "Pertokoan boleh ada, tapi harus menyiapkan gedung parkir. Ini solusi jangka pendek," katanya.

Pemkot Bandung pun, kata dia, bisa membebaskan tanah-tanah milik pemkot sendiri agar bisa dibangun lahan parkir. Karena, saat ini parking on the street kerugiannya jauh lebih besar terutama dari sisi kemacetan. "Tarik investor untuk membangun gedung parkir," katanya.

Reza menilai, pembangunan transportasi masal seperti monorel akan sulit  untuk dilakukan oleh wali kota dan gubernur karena anggarannya cukup besar jadi harus ditangani pusat. Ia mencontohkan, di Palembang monorel berhasil dibangun karena bisa menarik dana dari pusat. Jadi, dibiayai 80 persen pemerintah dan 20 persen swasta baru bsa berjalan.

"Kalau dibiayai swasta 50 persen saja, belum balik modal. Jadi, untuk monorel wali kota harus bisa menarik pusat," katanya.

Sementara menurut Ketua LPPM Tonny Judiantono mengatakan, kalau ada gedung parkir selain bisa mengurangi kemacetan, juga akan terhimpun dana yang cukup besar. Dana ini, bisa digunakan untuk menggratiskan angkutan kota jadi nantinya mereka tak perlu ngetem dan masyarakat nyaman menggunakan angkutan umum.

"Persoalan utama kemacetan di Kota Bandung, jaringan jalan di Bandung pendek-pendek dan sempit enggak mungkin nambah jalan jadi harus ada sistem transportasi yang baik," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement