Kamis 05 Jan 2017 17:41 WIB

Jokowi Tetap Ingin Kejar Target Proyek 35 Ribu Megawatt

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nur Aini
Presiden Jokowi meresmikan proyek listrik 35 ribu MW.
Foto: Antara
Presiden Jokowi meresmikan proyek listrik 35 ribu MW.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Presiden Joko Widodo memutuskan proyek pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 35 ribu megawatt sebagai target dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yang tetap harus dikejar. Hal tersebut diputuskan Presiden dalam sidang paripurna keempat Dewan Energi Nasional (DEN) di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (5/1).

"Presiden dan Wapres tetap memutuskan itu untuk menjadi target sampai tahun 2019," ujar Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dalam konferensi pers usai sidang paripurna DEN.

Kendati begitu, menurutnya, pemerintah menyadari bahwa membangun pembangkit listrik dengan kapasitas 35 ribu megawatt merupakan pekerjaan besar yang tak mudah. PLN dan Kementerian ESDM bahkan telah membuat kalkulasi yang memperkirakan bahwa proyek pembangkit listrik yang dapat selesai dibangun sampai 2019 hanya mencapai 20 ribu-22 ribu mega watt. Namun demikian, kata Pramono, Presiden tak mau menurunkan target yang telah ditetapkan sebesar 35 ribu mega watt.

Saat membuka sidang, Presiden Jokowi menyebut bahwa konsumsi listrik per kapita di Indonesia masih lebih rendah dibanding negara-negara ASEAN lainnya, yakni hanya sebanyak 917 kWh pada 2015. Sementara di Vietnam, konsumsi listrik per kapita sudah mencapai 1.795 kWH. Adapun Singapura sebesar 9.146 kWh.

"Kalau kita ingin tumbuh lebih cepat lagi, membangun lebih merata lagi di seluruh pelosok Tanah Air, maka kebutuhan konsumsi listrik akan semakin meningkat," kata Jokowi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement