REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menegaskan bagi setiap prajurit TNI, ideologi bangsa adalah hal yang sangat prinsip. Bahkan, setiap prajurit akan rela mengorbankan jiwa dan raganya demi mempertahankan ideologi negaranya.
"Dalam pendidikan doktrin militer, bahwa setiap tentara harus sangat mencintai ideologi bangsanya dan setiap prajurit rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk menghadapi apapun juga terkait ideologinya," kata Gatot dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (6/1).
Gatot melanjutkan dalam setiap pasukan khusus, doktrin terhadap ideologi negara harus diberikan secara luar biasa. Itu tak lain agar para pasukan tersebut benar-benar mencintai negaranya.
Ideologi negara itu pula yang menurutnya menjadi alasan penghentian sementara kerja sama militer antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan Australian Defence Force (ADF). Itu tak lain karena adanya pelecehan terhadap ideologi Pancasila dan kurikulum pendidikan militer oleh militer Australia.
"Penghentian kerja sama militer antara kedua negara tersebut, terkait adanya pelecehan terhadap idiologi Pancasila dan kurikulum pendidikan militer," ujarnya.
Gatot menambahkan, penghentian kerja sama militer ini menunggu sampai adanya hasil investigasi dan penyelesaian serta klarifikasi dari pihak militer Australia kepada TNI.
"Saya sampaikan bahwa, untuk sementara kerja sama dibidang pendidikan militer dihentikan dulu dan akan kita evaluasi," jelasnya.