REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menanggapi hasil survei yang dilakukan oleh LPPM Universitas Kebangsaan (UNIK). Menurut Ridwan Kamil, Ia menerima hasil survei tersebut sebagai bahan evaluasi.
Sebelumnya, Pusat Penelitian Kebijakan Publik dan Pengabdian Masyarakat (PPKPPM) LPPM Universitas Kebangsaan (UNIK) melakukan jumpa pers survei kepuasan publik di Kampus UNIK, Kamis (5/1/2017).
Hasil survei yang dilakukan dengan metode sampling multistage random sampling pada 400 responden pada 1 sampai 10 Desember 2016 lalu menyebutkan bahwa Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dianggap tidak bisa mengatasi masalah kemacetan dan banjir.
Presentase masyarakat yang pesimis Ridwan Kamil bisa menyelesaikan kemacetan hingga 48,2 persen. Menurut Ridwan Kamil, survei tersebut dilakukan di akhir tahun saat Kota Bandung sedang dalam kondisi macet akibat banyak pembangunan.
"Survei itu saya terima sebagai evaluasi. Tapi survei itu dilakukan di akhir tahun di mana Bandung lagi macet-macetnya," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan, Kamis malam, (5/1).
Emil mengatakan, berbagai ruas jalan di Kota Bandung macet karena ada 20 ruas jalan dibongkar, Antapani dibongkar. "Jadi pada saat disurvei itu mood warga terkait kemacetan ini lagi parah-parah nya karena seluruh Bandung lagi dibongkar," kata Emil.
Namun, kata Emil, pihaknya akan terus berupaya mencari solusi dari kedua persepsi warga tersebut. Pemkot Bandung, akan terus berupaya dan menjadikan hasil survei tersebut sebagai bahan evaluasi. "Sebagai wali kota kita melihat sisi kritikannya saja, jadi masalah kemacetan ini masih menjadi perhatian utama," katanya.
Sebagai salah satu upaya pengurai kemacetan, kata Emil, di 2017 ini Pemkot Bandung akan membangun satu flyover di kawasan Pasteur. Sehingga, dari gerbang tol nantinya akan diteruskan hingga flyover Pasupati. "Salah satunya pasteur. Yang lain saya belum cek lagi," katanya.