Jumat 06 Jan 2017 16:54 WIB

Tim Pemenangan Ahok-Djarot Sebut Masyarakat DKI Belum Dewasa

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Angga Indrawan
Polisi mengamankan Nahwan Hadi (kaos merah) warga yang menolak kedatangan Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahja Purnama atau Ahok saat blusukan ke Jalan Turi, Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat (6/1) pagi.
Foto: Republika/Dian Fath Risalah
Polisi mengamankan Nahwan Hadi (kaos merah) warga yang menolak kedatangan Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahja Purnama atau Ahok saat blusukan ke Jalan Turi, Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat (6/1) pagi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Tim Pemenangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat, Wibi Andrino menyayangkan adanya penolakan yang kembali dialami pasangan calon nomor urut dua itu pada hari ini. Menurut Wibi, penolakan tersebut menunjukkan jika masyarakat Jakarta belum dewasa dalam memaknai demokrasi. 

"Sama saja dengan respons sebelum-sebelumnya, karena belum dewasa saja," ujarnya saat dihubungi Jumat (6/1).

Menurut Wibi, bila masyarakat tidak suka dengan pasangan pejawat itu, maka pilihannya adalah tidak perlu memilih Ahok-Djarot di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)  DKI yang dilakukan pada 15 Februari nanti. "Tapi tidak perlu sampai melakukan hal pengadangan seperti itu," ujarnya. 

Hari ini Ahok mengalami penolakan saat blusukan di Jalan Turi Rt 11 Rw 3, Lenteng Agung, Jagakarsa. Pejawat tersebut ditolak oleh dua orang yang merupakan warga setempat. Sama dengan Ahok, Djarot juga mengalami penolakan saat kampanye blusukan di Jelambar, Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Penolakan dilakukan oleh lima orang yang merupakan warga setempat.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement