REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Pemkot Surabaya meresmikan box culvert di Jalan Sidotopo Wetan Kecamatan Simokerto, Jumat (6/1). Box Culvert ini telah selesai dibangun sejak 2012.
Selama empat tahun, Pemkot merampungkan pembangunan box culvert sepanjang 1.756 meter di kawasan tersebut. Biaya yang dikeluarkan mencapai Rp 105,07 miliar.
Dulu, Jl Sidotopo Wetan menjadi langganan banjir saat musim hujan. Sebelum dibangun box culvert, kawasan Jl Sidotopo Wetan hanya memiliki satu jalur jalan dengan dua lajur yang difungsikan dua arah. Alhasil, terjadi kemacetan setiap hari karena volume kendaraan yang cukup padat. Saluran air di samping jalan tersebut kerap tidak mampu menampung air hujan sehingga meluber.
Kini, pembangunan box culvert yang dilakukan Pemkot membuahkan hasil. Masalah kemacetan lalu lintas dan genangan air menjadi teratasi. Pembangunan box culvert sepanjang 1.756 meter tersebut terdiri dari dua jalur jalan yakni ke arah utara dan selatan dengan masing-masing memiliki dua lajur.
Kabid Pematusan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya, Syamsul Hariyadi mengatakan, pembangunan box culvert di Jalan Sidotopo Wetan tersebut memiliki dua fungsi. Selain untuk konversi saluran dari irigasi menjadi drainase untuk mengatasi genangan air, juga untuk menambah kapasitas jalan sehingga melancarkan arus lalu lintas.
“Harapannya, perekonomian warga di sini bisa meningkat karena lalu lintas sudah lancar dan tidak lagi banjir,” jelas Syamsul dalam acara peresmian box culvert di Jalan Sidotopo Wetan, Jumat (6/1).
Menurut Syamsul, dalam tahap pembangunan tersebut Pemkot melakukan konversi fungsi saluran serta menambah kapasitas saluran dari 1,5 meter menjadi 3 meter. Saluran drainase tersebut memiliki catchment area terdiri dari saluran Sidotopo Wetan, Kedungmangu, Tenggumung dan Sidoyoso. “Pembangunannya cukup lama karena anggarannya dibagi seluruh Surabaya sehingga pembangunannya bertahap 300 meter, sampai totalnya mencapai 1.756 meter,” imbuh Syamsul.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan dulu kawasan Jalan Sidotopo Wetan selalu bamjir ketika musim hujan. Lalu lintasnya juga macet karena jalannya hanya satu jalur. “Di atas saluran air nya lalu dibangun box culvert. Kita kerjakan empat tahun,” ucap Risma, sapaan akrabnya.
Menurutnya, pembangunan sistem drainase di kawasan tersebut tidak mudah serta membutuhkan anggaran yang cukup besar mencapai Rp 105,07 miliar. Besarnya anggaran dikarenakan sanitasi yang kurang bagus. “Investasinya besar sekali. Terutama untuk membenarkan sanitasi. Yang ini akan kami selesaikan dulu dan nanti ini [pengerjaannya] belok ke arah Tenggumung Lor,” ujar alumnus ITS tersebut.