Sabtu 07 Jan 2017 07:25 WIB

Pakistan Ingin Bantu Akhiri Konflik di Afganistan

Wanita menangis di lokasi terjadinya ledakan bom bunuh diri di Kabul, Afganistan.
Foto: Reuters
Wanita menangis di lokasi terjadinya ledakan bom bunuh diri di Kabul, Afganistan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Penasehat Keamanan Nasional Pakistan, Mayor Jenderal (Pur) Mahmud Ali Durrani, menyampaikan keinginan negaranya membantu negara tetangganya, Afganistan untuk mengakhiri konflik dan mewujudkan stabilitas. Menurut dia, upaya menjaga keamanan Afganistan menjadi penting karena keadaan di negara itu akan berdampak langsung terhadap Pakistan.

"Kepentingan utama Pakistan di Afghanistan adalah mewujudkan kestabilan keamanan," kata Durrani dalam diskusi politik internasional di Jakarta, Jumat (6/1) sore.

Bayang-bayang konflik di Afganistan, kata Durrani, membuat penduduk Afganistan lebih memilih meninggalkan negara tersebut dan memilih Pakistan sebagai tempat mencari perlindungan. Tokoh yang juga pernah menjabat sebagai Duta Besar Pakistan untuk Amerika Serikat itu menceritakan, hubungan kerja sama keamanan kedua negara pertama kali terjadi saat Pakistan membantu Afganistan mengusir Uni Soviet.

Hubungan kedua negara kembali terjalin saat Pakistan membantu pemerintah Afghanistan memerangi milisi Taliban yang banyak menguasai wilayah-wilayah terpencil di antara kedua negara. "Namun, dengan terjadinya konflik di Afganistan menyebabkan jutaan pengungsi datang ke Pakistan selama puluhan tahun, di sisi lain ini juga mengancam keamanan kami karena adanya potensi terorisme yang ikut masuk," ujarnya.

Dengan garis perbatasan kedua negara yang mencapai lebih dari 8.000 kilometer, akan sangat sulit mengendalikan arus pengungsi tersebut, terlebih kedua negara memiliki banyak kesamaan dalam hal budaya, agama, bahkan bahasa.

"Oleh sebab itu, dengan terjaganya stabilitas dan keamanan di Afganistan, bisa meredam potensi ancaman terorisme di Pakistan," katanya.

Selain itu, terorisme juga menjadi perhatian tinggi bagi Pakistan dan dia berpendapat masalah tersebut harus diselesaikan dengan cara yang bijaksana dan terarah. Total korban dari pihak sipil dan militer Pakistan sejak tahun 2003 mencapai sekitar 81 ribu orang akibat serangan terorisme. Dia mengatakan, Pakistan telah sangat menderita akibat aksi terorisme yang mengatasnamakan agama, oleh karenanya pihaknya akan terus berkomitmen untuk menekan aksi kekerasan di negaranya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement