Sabtu 07 Jan 2017 13:00 WIB

Menuntut Ilmu, Satu Jalan Menuju Surga

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Agung Sasongko
Surga (ilustrasi)
Foto: blogspot.com
Surga (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Majelis Taklim Sahabat Tausiah menggelar kajian rutin pekanan di Masjid Raya Al Insan, Senayan, Jakarta Selatan, belum lama ini. Kajian yang dilaksanakan pada sekitar pukul 09:30 WIB hingga menjelang Zhuhur membahas tentang kewajiban menuntut ilmu dalam Islam. Untuk membahas tema kajian, Majelis Taklim Sahabat Tausiah mengundang seorang pemateri, yakni Ustaz Fachrudin Nu'man. Setelah seluruh jamaah majelis hadir, Ustaz Fachrudin pun memulai pemaparannya.

Ia mengungkapkan, dalam Islam tak bisa disangkal lagi bahwa setiap Muslim wajib hukumnya untuk menuntut ilmu. Menurut dia, cukup banyak dalil yang memang menegaskan tentang kewajiban tersebut. Salah satu dalilnya adalah surah at-Taubah ayat 122. Dalam ayat tersebut diterangkan bahwa tidak selayaknya setiap Muslim pergi atau terlibat dalam sebuah peperangan.

"Kemudian di ayat ini dipertanyakan, mengapa sebagian di antara umat tidak pergi untuk menuntut ilmu pengetahuan agama guna memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali agar mereka dapat menjaga dirinya," tutur Ustaz Fachrudin.

Dari ayat tersebut, sudah jelas bahwa menuntut ilmu, terutama ilmu agama, merupakan perintah langsung dari Allah SWT. Lewat ilmu, seorang Muslim dapat menjadi pengingat bagi orang-orang yang memang belum mengerti dan memahami ilmu-ilmu agama.

Dalam sebuah hadis, kata Ustaz Fachrudin, Rasulullah SAW pernah bersabda, barang siapa yang menempuh perjalanan dalam rangka untuk menuntut ilmu, niscaya Allah SWT akan mudahkan baginya jalan menuju surga. Hadis ini juga menjadi penanda bahwa menuntut ilmu, selain wajib hukumnya, juga memiliki keutamaan, seperti diterangkan dalam hadis.

Masih dalam hadis yang sama, dijelaskan pula bahwa ketika suatu kaum atau kelompok umat berkumpul di masjid-masjid Allah, kemudian mereka membaca dan mempelajari kitabullah, maka Allah SWT akan turunkan rahmat dan ketenangan kepada mereka. "Allah pun akan menyebut-nyebut mereka yang hadir di masjid tersebut di hadapan para malaikat," ujar Ustaz Fachrudin.

Di dalam hadis tadi, kata Ustaz Fachrudin, disinggung juga perihal kitabullah. Maksud dari kitabullah tentu saja adalah Alquran. Oleh sebab itu, di antara sekian banyak ilmu dalam Islam, yang paling utama untuk dipelajari adalah Alquran. Kewajiban dan keutamaan mempelajari Alquran juga tertuang dalam beberapa hadis. Salah satu hadisnya diriwayatkan Imam Bukhari. "Hadis ini berbunyi, sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya," ucapnya.

Hadis lain yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Muslim juga menegaskan tentang kewajiban dan keutamaan membaca serta mempelajari Alquran. "Di hadis ini kita diperintahkan untuk membaca Alquran, sebab sesungguhnya Alquran akan datang ketika kiamat sebagai penolong bagi para pembacanya," tutur Ustaz Fachrudin.

Dengan demikian, lanjutnya menerangkan, sudah gamblang bahwa Islam memang mewajibkan para pemeluknya untuk menuntut ilmu. Terlebih lagi bila ilmu itu adalah ilmu agama, seperti mempelajari Alquran. Ilmu, kata Ustaz Fachrudin, juga merupakan sebuah syarat ketika umat menghendaki kebahagiaan di dunia maupun akhirat. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Turmudzi.

Dalam hadis tersebut diterangkan, barang siapa menghendaki kebahagiaan atau kehidupan dunia, wajib baginya memiliki ilmu. "Pun sebaliknya. Ketika kita menghendaki kehidupan keduanya, yakni dunia dan akhirat, wajib pula bagi seseorang memiliki ilmu," ucap Ustaz Fachrudin.

Menurut dia, dalil-dalil tersebut juga telah membuktikan bahwa ilmu tidak hanya bermanfaat bagi kehidupan dunia, tapi juga akhirat. Oleh sebab itu, dalam sebuah hadis lainnya diterangkan bahwa ketika seorang Muslim pergi untuk menuntut ilmu, dia berada di jalan Allah SWT hingga kepulangannya.

Ketua Panitia Kajian Sahabat Tausiah Qiqi Zubaer mengatakan sebelum menggelar kajian rutin di Masjid Raya Al Insan, kelompoknya telah rutin menyelenggarakan kajian di rumah para anggota. Kemudian sejak sembilan bulan lalu, Sahabat Tausiah mulai memanfaatkan Masjid Raya Al Insan untuk sarana penyelenggaraan kajian.

Selain kajian, Sahabat Tausiah juga rutin menyelenggarakan kegiatan tahsin atau membaca Alquran dengan baik dan benar. "Kegiatan tersebut juga digelar setiap Kamis, tepatnya sebelum kajian rutin dilaksanakan," ujar Qiqi.

Khusus untuk kajian rutin, Qiqi berharap kegiatan tersebut dapat mencerahkan para anggota majelis taklimnya dengan ilmu-ilmu Islam. Selanjutnya, kata dia, para anggota Sahabat Tausiah juga dapat mengamalkan dan mendakwahkan kembali ilmu-ilmu yang mereka dapat di majelis taklim.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement