REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mushala kecil Republika menjadi noktah dari lautan amal shaleh Damanhuri Zuhri. Jurnalis senior Republika yang dipanggil Allah SWT pulang pada Senin (2/1) shubuh itu dikenang karena kemampuannya memberikan siraman rohani.
Pernah pada satu sore, selepas Ashar, almarhum mengajak jamaah belajar menghafal Alquran. "Idza waqaatil waqiah. Laysa liwaqá tiha kadzibah. Khaa fi dhaturrafiáh..."
Tiga ayat pertama surah al-Waqiah itu disampaikan Kang Daman agar dihafal. Jamaah lantas meniru, mengulang, hingga mampu menghafalnya. Semua dilakukan tak lebih dari lima menit.
Dia berwasiat kepada jamaah untuk menghafal Alquran satu ayat dalam satu hari. Jika dilakukan istiqamah dan diulang-ulang, Alquran pun bisa dihafal. Tidak ketinggalan, maknanya juga harus direnungkan.
Bukan hanya menyampaikan materi kultum, Kang Daman memiliki sederet amal semasa hidupnya. Di bidang kemasyarakatan, almarhum aktif di Dewan Kemakmuran Masjid Riyadusshalihin, Parung, Bogor. Kang Daman juga terlibat mendirikan institusi pendidikan Islam, yakni Yayasan Bina Ilmu.
Di lingkungannya, Kang Daman dikenal sebagai guru ngaji bagi masyarakat setempat. Almarhum pun meninggalkan anak-anak saleh dan salehah yang kini masih belajar di pesantren.
Kedekatan almarhum dengan ulama juga membuat ide-ide mereka mampu dijewantahkan lewat tulisan. Beberapa di antaranya bahkan menjadi buku. Ustaz dan kiai tersebut juga kian dekat dengan umat berkat jasa Kang Daman.
Rekam jejak amal orang-orang seperti Kang Daman masuk dalam kategori manusia yang selamat dari kerugian. Lewat amal saleh yang dikerjakan dan nasihat-nasihat yang diberikan.
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman yang mengerjakan amal saleh, nasihat-menasihati dengan kebenaran, serta nasihat-menasihati dalam kesabaran (QS al-Ashr [103]: 1-3).