Sabtu 07 Jan 2017 18:19 WIB

7 Kecamatan di Tangerang Masuk Kawasan Rawan Penularan HIV/AIDS

Red: Nur Aini
Poster HIV/AIDS
Foto: Antara
Poster HIV/AIDS

REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG -- Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Tangerang, Banten menetapkan tujuh kecamatan sebagai kawasan rawan penularan HIV/AIDS. Kecamatan itu adalah Kosambi, Teluknaga, Sukadiri, Cikupa, Balaraja, Jayanti dan Tigaraksa.

Koordinator Divisi Program Penanggulangan AIDS KPAD Kabupaten Tangerang Hady Irawan di Tangerang, Sabtu (7/1), mengatakan hasil penelitian menyebutkan perilaku hidup tidak sehat dengan pasangan menyebabkan tinggi penularan HIV/AIDS terhadap warga pada tujuh kecamatan tersebut. Bahkan kasus seks bebas di wilayah itu dianggap sebagai salah satu penyebab tingginya angka penularan virus tersebut. Berdasarkan data bahwa setiap tahun bertambah lebih dari 45 penderita HIV/AIDS di wilayah ini dan tersebar pada tujuh kecamatan tersebut.

Pada 2015, penderita HIV/AIDS dominan adalah lelaki, hal itu karena sering berganti pasangan dalam berhubungan seks. Namun pada 2016, jumlah penderita HIV/AIDS berubah drastis yakni kaum wanita dan anak-anak. Dia menambahkan penderita HIV/AIDS di Kabupaten Tangerang pada 2014 sebanyak 266 orang, pada 2015 sebanyak 350 orang, dan pada 2016 sebanyak 400 orang. "Ini sangat mencemaskan, karena penderita kebanyakan adalah ibu rumah tangga dana anak-anak," katanya.

Pihak KPAD setempat telah menetapkan daerah ini sebagai darurat penularan HIV/AIDS, maka perlu upaya nyata untuk pencegahannya. Hal ini tidak boleh dibiarkan dan perlu upaya nyata untuk mengatasinya dan pihak terkait harus terjun langsung demi mengurangi jumlah penderita.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Tangerang Naniek Isnaeni telah berupaya mengatasi penularan HIV/AIDS dengan cara melakukan sosialisasi pada tiap kecamatan. "Pola hidup dengan cara seks bebas harus dihindari dan memberikan materi pendidikan seks kepada siswa," katanya.

Baca juga: Dinkes Madiun Temukan 66 Penderita HIV/AIDS Baru Selama 2016

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement