REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penulis buku The Loner: President Yudhoyono's Decade of Trial and Indecision, John McBeth, menyebut Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo berpaham ultra nasionalis. Gatot juga dianggap memiliki ambisi untuk ikut dalam pilpres 2019.
Hal itu disampaikan John McBeth di salah satu bagian isi tulisan opininya yang dimuat South China Morning Post, Ahad (8/1). Dalam tulisan itu, dia mengungkap judul, "How the Australian SAS Raised the Ghosts of Indonesia's Brutal Past."
Di awal kalimatnya, ia menggambarkan mengenai perselisihan Jakarta-Canberra terkait dengan pelecehan di satu konten materi pelatihan yang dianggap sensitif.
Perselisihan itu, kata dia, juga menunjukkan sebagaimana dikutip sumber pemerintahan, bahwa Presiden Jokowi tak tahu jika Jenderal Gatot menghentikan semua kerja sama militer dengan Australia.
Menurut dia, setelah berita penghentian tersebut beredar, Menko Polhukam Wiranto justru mengeluarkan pernyataan terburu-buru dengan menyebut hanya kerja pogram kelas bahasa yang dihentikan. Presiden Joko Widodo mencoba menenangkan ketegangan dengan mengatakan, hubungan kedua pihak masih dalam posisi baik.
Menurut McBeth insiden ketegangan ini bermula dari laporan instruktur Kopasus. "Komplain itu bermula dari instruktur Kopassus dan kemudian sampai ke Nurmantyo, seorang ultranasionalis dengan ambisi untuk ikut Pilplres 2019," tulisnya.
McBeth berpendapat, Panglima TNI sudah masuk dalam buku catatan buruk Presiden. Panglima juga dituduh terkait dengan kelompok Muslim yang ikut dalam demonstrasi anti-Ahok beberapa waktu lalu. Demonstrasi ini cukup memberi tekanan kepada Jokowi.