REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Tabloid Global Times yang dikelola Pemerintah Cina memberi peringatan kepada AS terkait persinggahan kontroversial Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, di Houston. Media tersebut mengatakan, Cina akan melakukan balas dendam jika AS di bawah kepemimpinan Donald Trump tetap berani mengingkari kebijakan 'One Cina'.
"Prinsip 'One China' bukan permintaan Cina kepada Presiden AS, tetapi kewajiban Presiden AS untuk menjaga hubungan dengan Cina," tulis editorial Global Times. Presiden Tsai bertemu dengan anggota parlemen senior AS dari Partai Republik selama kunjungannya di Houston, Ahad (8/1). Tsai sedang dalam perjalanan menuju Amerika Tengah dan akan mengunjungi Honduras, Nikaragua, Guatemala, serta El Salvador.
Beijing telah meminta Washington untuk tidak membiarkan Tsai masuk ke Amerika. Beijing juga menegaskan agar keduanya tidak melakukan pertemuan resmi di bawah kebijakan 'One China'. Gubernur Texas, Greg Abbott, mengunggah sebuah foto pertemuannya dengan Tsai di kantornya. Dalam pertemuan itu, kantor Abbott terlihat dihiasi bendera AS dan bendera Taiwan. Tsai juga dilaporkan bertemu Senator Texas, Ted Cruz.
Cruz mengatakan, beberapa anggota Kongres telah menerima surat dari konsulat Cina yang meminta mereka untuk tidak bertemu dengan Tsai selama kunjungannya. Namun menurutnya, Cina perlu memahami bahwa Amerika memiliki keputusan sendiri untuk menerima kunjungan siapapun. "Ini bukan tentang Cina. Ini tentang hubungan AS dengan Taiwan, sekutu yang terikat secara hukum, dan perlu kita bela," kata dia.
Cruz menuturkan, ia dan Tsai membahas tentang peningkatan hubungan bilateral. Mereka juga membicarakan kerjasama ekonomi kedua negara, termasuk peningkatan akses ke pasar Taiwan yang akan menguntungkan peternak, petani, dan pengusaha kecil di Texas.
Bulan lalu, Trump juga memicu protes dari Beijing, saat ia menerima panggilan telepon ucapan selamat dari Tsai. Beijing mempertanyakan komitmen Washington untuk mendukung kebijakan bahwa Taiwan adalah bagian dari 'One China'. "Jika Trump ingkar pada kebijakan One China setelah menjabat, orang-orang kami akan menuntut pemerintah membalas dendam. Tidak ada ruang untuk tawar-menawar," kata Global Times.