Senin 09 Jan 2017 13:28 WIB

Dua Petinggi Samsung Diperiksa Terkait Skandal Korupsi Presiden Korsel

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Esthi Maharani
Demonstrasi di Seoul, Sabtu (19/11) menuntut Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye mundur dari jabatannya.
Foto: REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Demonstrasi di Seoul, Sabtu (19/11) menuntut Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye mundur dari jabatannya.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Dua petinggi Samsung menjalani pemeriksaan sebagai bagian dari penyelidikan kasus skandal korupsi yang menyeret Presiden Korea Selatan (Korsel), Park Geun-hye. Perusahaan elektronik tersebut dituduh memberikan sumbangan besar untuk yayasan non-profit yang dioperasikan oleh Choi Soon-sil, orang kepercayaan Park.

Menurut kantor berita Korea Selatan, Yonhap, Presiden Samsung Chang Choong-ki dan Wakil Pimpinan Samsung Choi Gee-sung diperiksa pada Senin (9/1), oleh jaksa khusus. Keduanya dilaporkan diperiksa sebagai saksi atas kasus tersebut.

Sumbangan dari Samsung mempermudah izin penggabungan perusahaan elektronik Samsung C&T dengan sebuah perusahaan afiliasi, Cheil Industries. Kesepakatan penggabungan tetap dijalankan meski hal itu dapat merugikan pemegang saham minoritas sekaligus menguntungkan keluarga pemilik Samsung, Lee Kun-hee.

National Pension Service (NPS) Korsel yang memiliki saham di kedua perusahaan, telah memberikan dukungan terkait penggabungan itu. Saat ini kepala NPS telah ditangkap oleh kepolisian Korsel.

Jaksa menyatakan, Samsung telah memberi 3,1 juta dolar AS atau Rp 40,3 miliar kepada yayasan Choi. Sumbangan itu merupakan imbalan atas dukungan Park terhadap penggabungan perusahaan Samsung dan Cheil Industries.

Dalam sidang parlemen bulan lalu, seorang petinggi Samsung, Lee Jae-yong, mengakui perusahaan memberikan uang untuk membantu karir berkuda putri Choi, Chung Yoo-ra. Ia mengatakan, hanya memberikan sumbangan sebesar 850 ribu dolar AS atau Rp 11 miliar.

Dilansir dari BBC, sebanyak delapan perusahaan sejauh ini telah mengaku menyumbangkan dana kepada yayasan Choi. Namun, mereka menyangkal memberi sumbangan untuk keperluan tertentu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement