REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Masyarakat tidak perlu menjauhi penderita AIDS karena tidak menular lewat gigitan nyamuk, bersalaman, menggunakan peralatan makanan yang sama hingga tinggal serumah. Hal itu diungkapkan Pengelola Klinik Infeksi Menular Seksual Puskesmas Seberang Padang, dr Sandra Yelli.
"Penderita AIDS tidak perlu dijauhi karena yang harus dijauhi adalah penyakitnya, bukan orangnya," kata dia di Padang, Senin (9/1), pada sosialisasi penanggulangan HIV dan AIDS yang diselenggarakan Komisi Penanggulangan AIDS Kota Padang.
Menurutnya, jika ada yang divonis menderita AIDS tidak perlu dikucilkan apalagi diusir dari kampung karena tidak semua penderitanya memperoleh penyakit tersebut akibat perilaku jelek.
"Ada ibu rumah tangga yang tidak ke mana-mana malah kena AIDS, pekerja kantor bahkan bayi juga, jadi jangan beri stigma miring kepada mereka dan sudah saatnya menghentikan diskriminasi," kata dia.
Ia menjelaskan HIV merupakan virus yang menyerang sehingga kekebalan tubuh manusia menjadi turun yang virusnya berada dalam darah, sperma, cairan vagina dan air susu ibu.
"Seseorang baru akan dapat diketahui terinfeksi HIV setelah dilakukan tes dan gejala penyakitnya dapat saja muncul dalam kurun lima hingga 10 tahun sejak tertular," ujarnya.
Ia melihat penderita HIV ibarat fenomena gunung es karena sedikit yang diketahui dan melapor namun banyak yang tidak terdeteksi dengan asumsi jika ada satu yang positif dapat saja ada 50 lainnya yang tidak tercatat.
"Karena itu solusi untuk mencegah tertular AIDS adalah dengan menjauhi hubungan seks di luar pasangan dan tetap setia kepada pasangan masing-masing," katanya.
Selain itu pemakaian narkoba menggunakan jarum suntik juga merupakan salah satu sarana penularan HIV dan serta perilaku seks yang tidak terkontrol, lanjut dia.
Sementara Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS kota Padang dr Zubir Yunis mengatakan hingga saat ini belum ada obat untuk mengobati AIDS dan yang dapat dilakukan hanya mencegah agar tidak semakin berkembang.
Oleh sebab itu sosialisasi terhadap HIV/AIDS menjadi penting sehingga pengetahuan publik tentang risiko dan bahayanya kian baik bertujuan mencegah terjadinya penularan, kata dia.