Selasa 10 Jan 2017 03:35 WIB

Pemkot Solo tidak akan Intervensi Pasar Terkait Harga Cabai

Rep: Andrian Saputra/ Red: Budi Raharjo
Cabai
Foto: dok republika
Cabai

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Rusaknya tanaman cabai di sejumlah daerah pemasok dinilai menjadi penyebab naiknya harga cabai saat ini. Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Subagiyo mengatakan petani cabai disejumlah daerah pemasok cabai seperti Karanganyar dan Boyolali mengalami gagal panen.

Kata dia, hal ini terjadi sebagai dampak cuaca ekstrem. "Di Karanganyar, Tawangmangu, Boyolali itu pohon cabainya banyak yang layu hingga tidak bisa di panen, ini karena seringgnya hujan," kata Subagyo di Balai Kota Solo pada Senin (9/1) siang.

Padahal, kata dia, daerah tersebut merupakan pemasok cabai terbesar untuk wilayah Solo Raya. Dari pantauan Republika di sejumlah pasar di Solo seperti Pasar Gede dan Pasar Rejosari, kenaikan harga cabai terjadi pada jenis cabai rawit merah. Saat ini harga cabai rawit merah mencapai Rp 100 ribu per kilogram (kg) dari sebelumnya Rp 80 ribu per kg. Cabai rawit hijau dibandrol Rp 70 ribu per kg dari sebelumnya Rp 50 ribu per kg.

Sementara untuk cabai merah keriting relatif stabil Rp 50 ribu per kg. Begitupun harga cabai merah besar Rp 40 ribu per kg. Subagiyo mengatakan harga tersebut masih normal, sebab itu belum diperlukan intervensi pasar. "Kita belum akan intervensi, yang saat ini kita lakukan itu hanya membantu koordinasi dengan pengusaha-pengusaha di pasar tradisional dan di luar Solo yang memiliki stok cabai melimpah," ungkapnya.

Sementara itu dia memastikan proses distribusi cabai dari petani di luar Solo tak mengalami hambatan sehingga dapat berdampak pada harga. Hingga saat ini, menurutnya pasokan cabai masih lancar kendati harganya naik.

Terpisah Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo menanggapi dengan santai perihal kenaikan harga cabai. Dia justru berharap warga Solo belajar dari kenaikan harga cabai tersebut dengan mulai menanam pohon cabai dan tanaman lainnya di pekarangan rumah masing-masing. Kata Rudi, hal tersebut dapat menjadi alternatif dan solusi saat terjadinya kenaikan harga yang tak dapat diprediksi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement