REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film Cahaya Cinta Pesantren (CCP) baru saja dipertontonkan untuk wartawan juga tamu undangan, Senin (9/1). Namun film ini baru bisa dinikmati oleh para pecinta film Kamis (12/1) mendatang di bioskop-bioskop kesayangan Anda.
Dalam konferensi pers di Jakarta, sutradara film ini Raymond Handaya mengaku, film ini tantangan utamanya adalah bukan film yang memang gampang dijual karena diluar mainstream. Dia lihat novel dan baca ceritanya sangt kuat. Lalu, ia mencoba bagaimana caranya mengangkat cerita religi dengan sangat pop dan sangat Indonesia.
"Makanya, harus temukan pemain usia 16 atau 17 tahun. Tidak mudah temukan pemain ini di Indonesia yang bisa akting dan berlogat Sumatera Utara. Apalagi ada budaya karo dan toba yang harus tampilkan seautentik mungkin. Bisa enggak ya? Saya sempet ragu, cari pemain enggak mudah loh akting sekaligus logat," ungkapnya.
Awalnya mencari karakter Shila. Ia mengatakan, saat itu Yuki masih di Jepang. Dia merekam sendiri video casting. Setelah itu, mencari pemain lain hingga akhirnya memilih Yuki.
Begitu juga karakter Abu yang diperankan Rizky Febian anak dari komedian Sule. Ia mengungkapkan, awalnya sulit reading lalu mereka coba jadi karkater masing-masing. "Pada prosesnya mereka sangat luar biasa. Puas sekali dengan hasilnya. Effort yang dilakukan luar biasa. Sampai tinggal dipesanten untuk dalami aktingnya," ujarnya.
Selain itu, film ini, memang durasinya sangat panjang. Makanya ada banyak bagian yang dipotong. Ada yang dibuang sekitar empat sampai lima menit. "Cerita aslinya sangat panjang. Dari novel luar biasa panjang, saya potong sampai remajanya saja. Potong enggak sampai setelah itu. Itu saja makan waktu sangat panjang, tiga jam lebih. Kita kurangi," ujarnya.