REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Survei terbaru menemukan tujuh dari 10 responden Muslim Belgia merasa kalau mereka diperlakukan seperti orang asing. Survei itu dilakukan bersama-sama surat kabar Soir, radio RTBF, Survey&Action Institute dan Yayasan Ceci n'est pas une crise.
Dilansir dari Sputnik, Senin (9/1), surat kabar Soir menerbitkan hasil survei kalau 77 responden tidak lagi merasa Belgia merupakan rumah mereka. Sedangkan, 65 persen responden mengaku, merasa takut akan masuknya gelombang pengungsi baru-baru ini di Eropa, terutama yang datang ke Belgia.
Malah, sebanyak 70 persen responden menyatakan, keinginan agar pemerintahan Belgia yang kuat dapat mengembalikan atau memulihkan ketertiban. Masyarakat Belgia, ternyata turut memiliki kecenderungan untuk melebih-lebihkan jumlah Muslim yang selama ini tinggal dan datang ke Belgia.
Pasalnya, rata-rata masyarakat yang menjadi responder berpikir jika umat Islam yang ada, sudah mencapai 30 persen dari keseluruhan masyarakat Belgia. Sementara, jumlah sebenarnya dari umat Islam yang datang ke Belgia baru mencapai angka sekitar 8,5 persen, sangat jauh dari ketakutan masyarakat.
Survei sendiri dilakukan dengan mengambil sampe sebanyak 2.400 orang, yang di dalamnya termasuk 400 umat Islam Belgia. Sedangkan, margin of error dari survei yang dilakukan tidak melebih dua persen, sehingga kesimpulan yang didapatkan bisa dibilang sangat akura untuk menggambarkan pandangan masyarakat.