REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum PSSI Djoko Driyono mengungkapkan saat ini otoritas sepak bola nasional tersebut terus menjalin kontak dengan dua pelatih asing yang diproyeksikan melatih timnas Indonesia. Keduanya yaitu Luis Milla Aspas dan Luis Fernandez.
"Kedua pelatih punya kesempatan yang sama. Sama-sama bagus dan kami akan berupaya memberikan yang terbaik bagi timnas Indonesia," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Senin (9/1).
Adapun alasan dipilihnya dua nama tersebut, menurut Joko, karena mempunyai kredibilitas dalam melatih dan pernah membawa klub yang ditanganinya menjadi lebih berprestasi. Ini sekaligus merupakan upaya PSSI untuk mencari jati diri permainan sepak bola Indonesia.
"Gajinya tentu sangat mahal. Namun, kita masih memiliki waktu sekiranya tujuh sampai enam hari untuk benar-benar mengambil keputusan," ungkap dia.
Ia menambahkan baik Fernandez dan Milla sudah memberikan sinyal positif untuk melatih Indonesia dan menyanggupi persyaratan kontrak.
"Artinya kami saat ini tinggal pilih saja mau yang mana (Fernandez atau Milla), dan sebelumnya kami juga sudah sampaikan berapa dana kami, batasan naturalisasi kepada calon pelatih, sehingga mereka juga tahu data tim yang akan dilatih," kata dia.
Jika dilihat, kedua pelatih tersebut memang memiliki pengalaman yang cukup mentereng untuk ukuran timnas Indonesia. Luis Fernandez pernah menukangi Cannes, Paris Saint-Germain (PSG), Athletic Bilbao, Espanyol, Al-Rayyan, Real Betis, Reims, juga timnas Israel dan Guinea. Prestasi yang pernah ditorehkan oleh Fernandez selama menjadi pelatih pun cukup bagus, di mana dirinya pernah mempersembahkan Piala Winners dan Piala Intertoto.
Sedangkan Luis Milla, merupakan pelatih yang pernah membesut timnas Spanyol U-19 hingga U-23, Al Jazira, dan terakhir menukangi Real Zaragoza. Prestasi
yang pernah ditorehkan oleh Luis Milla pun tidak kalah hebatnya dari Fernandez. Pada tahun 2011, Milla berhasil membawa Spanyol U-21 yang diisi pemain-pemain hebat macam David De Gea, Javi Martinez, Cesar Azpilicueta, Thiago Alcantara, dan Juan Mata menjadi juara Piala Eropa U-21 di Denmark.