REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman mengatakan ekspor industri makanan dan minuman (mamin) pada 2016 tidak tumbuh atau stagnan di angka 6 miliar dolar AS.
"Tapi saya yakin banyak perusshaan industri berupaya meningkatkan ekspor. Terutama mendorong ekspor ke negara-negara ASEAN," katanya, Senin (9/1).
Gapmmi memperkirakan pada 2017 ekspor industri mamin nasional akan tumbuh sebesar 10 persen. Persiapan pun telah dilakukan untuk menumbuhkan ekspor industri mamin tanah air. Persiapan tersebut berupa regulasi untuk negara tujuan, standar, label, termasuk persiapan distribusi.
"Kita tidak bisa ekspor produk begitu saja tanpa distribusi dan marketing. Itu yang berat sekarang," ujar Adhi.
Dalam kesempatan tersebut, Adhi juga menyampaikan tanggapannya terkait kebijakan pemerintah untuk cukai plastik. Sebagai pelaku usaha, ia berharap pemerintah tidak membuat aturan yang dapat mengganggu industri.
"Kita ini sedang dalam situasi rawan sekali," kata dia. Ia menambahkan, saat ini industri diwajibkan membayar cukai plastik, label halal dan pengelolaan sampah yang diakuinya akan membebani pelaku industri.
"Mudah-mudahan ini tidak terjadi. Kami akan jelaskan lagi ke Kemenkeu, karena membebani daya saing," ujarnya.