REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Dahulu, Shai Masot menyebut dirinya seorang dengan pandangan terbuka yang ingin melakukan kebaikan di dunia. Tapi kemudian ia menyebut Niccolo Machiavelli sebagai 'tuannya'.
Machiavelli dikenal sebagai seorang yang licik dan bermuka dua dalam tata negara. Sebuah kontradiksi yang kemudian membuat Masot mengakhiri karier politiknya di Kedutaan Besar Israel di London. Masot adalah seorang staf Kedutaan Besar Israel di London yang tertangkap kamera laporan investigasi Aljazirah berencana menjatuhkan politikus senior Inggris.
Ia tertangkap basah melakukan operasi bawah tanah dalam mengintervensi perpolitikan di Inggris. Perbedaan antara Masot dan Machiavelli hanya terletak pada ketahuan dan tidak ketahuan.
Masot harus menebus kesalahannya dengan meninggalkan Inggris. Kedutaan Besar Israel mengecam tindakannya. Masot diterjunkan ke posisi staf junior. Ia jadi karyawan magang rendahan.
Dilansir dari Middle East Eye, Senin (9/1), segala hal soal Masot mulai ditutup. Ia mengunci akun media sosialnya. Namanya tidak muncul di Facebook. Meski demikian, tidak cukup sulit menemukannya dalam jejak masa lampau.
Baca:
Kedubes Israel Minta Maaf Setelah Stafnya Singgung Wamenlu Inggris
Boris Johnson Didesak Deportasi Diplomat Israel
Ia pernah menjabat di Angkatan Laut selama delapan tahun. Pangkatnya mencapai mayor. Pada 2013, fotonya muncul di situs COGAT, kantor cabang Kementerian Pertahanan Israel yang mengurusi Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Masot meraih gelar masternya dalam hubungan internasional. Ia kemudian bekerja di Kementerian Pertahanan Israel selama dua tahun. Setelah dipromosikan jadi mayor, Masot pindah ke ranah diplomasi dan dipindahkan ke London.
Ia terdaftar sebagai karyawan Kementerian Urusan Strategis. Lembaga ini merupakan inti pemerintahan Benjamin Netanyahu untuk melawan boikot, sanksi dan lainnya yang dianggap sebagai ancaman dari luar negeri.
Meski dalam video rekaman rahasia Aljazirah ia menyebut dirinya bukan diplomat karier, Masot sering menghubungkan diri dengan pejabat-pejabat senior Inggris. Ia menghadiri beragam pertemuan, termasuk dengan anggota Forum Muslim Konservatif.
Ia hadir sebagai diplomat dan pejabat politik pada pertemuan November 2015 tersebut. Ia juga tampak berfoto bersama anggota Liberal Democrat Friends of Israel di bulan yang sama. Ia sering ikut dalam pertemuan yang dihadiri Mark Regev, petinggi Kedutaan Israel di London.
Dalam video rahasia Aljazirah, Masot juga berkomentar soal Regev. "Mark Regev... yah, ia teman yang baik. Tapi, ia bukan orang yang akan maju untuk berperang," kata Masot.