Selasa 10 Jan 2017 12:41 WIB

Gubernur Bank Indonesia: Rupiah tidak Memuat Simbol Palu Arit

Red: Nur Aini
 Warga menunjukan uang rupiah baru saat peluncuran uang baru di Blok M Square, Jakarta, Senin (19/12).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Warga menunjukan uang rupiah baru saat peluncuran uang baru di Blok M Square, Jakarta, Senin (19/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menegaskan segala jenis uang rupiah tidak memuat simbol palu dan arit, sehingga beberapa informasi yang beredar luas di media sosial disebut Agus adalah keliru.

Gambar yang dipersepsikan sebagai simbol palu dan arit, menurut Agus merupakan logo Bank Indonesia yang dipotong secara diagonal, sehingga membentuk ornamen yang tidak beraturan. Teknik dalam logo tersebut, kata Agus, menggunakan teknik saling isi atau rectoverso. Logo BI dengan teknik rectoverso tersebut tampak terpecah menjadi dua bagian di sisi depan dan belakang lembar uang. "Dan itu hanya dapat dilihat utuh bila diterawang," kata Agus.

Teknik rectoverso merupakan bagian dari unsur pengaman uang rupiah. Rectoverso sebagai unsur pengaman juga digunakan di berbagai mata uang dunia, karena rectoverso sulit dibuat dan memerlukan alat cetak khusus.

"Di Indonesia, rectoverso telah digunakan sebagai unsur pengaman rupiah sejak tahun 1990-an. Sementara logo BI telah digunakan sebagai rectoverso uang rupiah sejak tahun 2000," tutur Agus.

Agus mengingatkan uang rupiah merupakan salah satu lambang kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu masyarakat harus menghormati dan memperlakukan uang rupiah dengan baik.

Adapun logo palu dan arit merupakan logo yang diidentikkan dengan paham komunis. Paham atau partai komunis, sesuai Ketetapan MPRS Nomor XXV/MPRS/1966, dinyatakan terlarang dan tidak boleh disebarkan di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement