REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) menilai ketidaksiapan industri pengolahan bahan baku menjadi hambatan hilirisasi komoditas rumput laut di Indonesia. Keterbatasan itu membuat penyerapan rumput laut lokal.
Ketua ARLI Safari Aziz mengatakan, bila pemerintah ingin mendorong tumbuh dan berkembangnya industri dalam negeri, maka perlu dibuat persiapan matang. "Terutama dalam hal daya saing dan pasar karena pasar rumput laut serta olahannya lebih banyak berada di luar negeri," ujarnya, saat ditemui pada FGD, di Gedung Kamar Dagang Indonesia (Kadin), Jakarta, Selasa (10/1).
Ia menambahkan, industri formulasi di Indonesia pun masih sangat sedikit. Sedangkan sebelum masuk industri, rumput laut harus melalui formulasi, karena di tahap ini akan ditentukan pasar serta penggunaannya. "Industri formulasi dan industri pengguna dengan bahan hasil olahan rumput laut banyak di luar negeri. Industri ini melibatkan riset dan pengembangan serta penggunaan teknologi tepat," tutur Safari.
Menurutnya, penyerapan dalam negeri rendah padahal produksi rumput laut Indonesia melimpah. Ia menegaskan, seharusnya pemerintah tidak harus membatasi atau mengenakan bea keluar ekspor bahan baku rumput laut.