Selasa 10 Jan 2017 20:11 WIB

Biksu Bakar Diri Tolak Kesepakatan Terkait Budak Seks Korea

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Ani Nursalikah
Seorang perempuan mengambil gambar patung seorang gadis yang melambangkan korban budak seks Jepang saat PD II di depan Kedubes Jepang di Seoul, Korsel, Selasa, 29 Desember 2015.
Foto: AP Photo/Lee Jin-man
Seorang perempuan mengambil gambar patung seorang gadis yang melambangkan korban budak seks Jepang saat PD II di depan Kedubes Jepang di Seoul, Korsel, Selasa, 29 Desember 2015.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Seorang biksu Budha di Korea, Jung-won menolak kesepakatan yang dilakukan Presiden Park Geun-hye dengan pemerintahan Jepang pada 2015 . Aksi penolakannya tersebut dia lakukan dengan cara membakar diri.

Akibatnya, dia meninggal dunia pada Senin (9/1) waktu setempat di Rumah Sakit Seoul karena kegagalan organ akibat luka bakarnya.

Dalam kesepakatan itu, Presiden Park sepakat menerima Jepang yang ingin memberikan dana bantuan kepada wanita Korea yang dulu dipaksa menjadi budak seks saat Perang Dunia II. Atas kesepakatan tersebut Jung-won menyebut Presiden Park sebagai seorang pengkhianat.

Jung-won memperjuangkan keadilan bagi perempuan. Dalam kesepakatan tersebut, dengan diberikannya kompensasi maka masalahnya selesai dan termaafkan. Padahal menurut dia tidak semudah itu.

Komite keadilan sosial dari Jogye Order of Korean Buddhism mengatakan ia telah mengorbankan hidupnya untuk menyampaikan sentimen masyarakat, termasuk permintaan Presiden Park Geun-Hye untuk mengundurkan diri.

"Kami berharap dengan adanya kehidupan yang hilang (korban jiwa) seperti ini, negara akan segera stabil," kata seorang juru bicara, dikutip dari BBC, Selasa (10/1).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement