Selasa 10 Jan 2017 23:12 WIB

Atasi Kelangkaan Cabai, Pemprov Jatim Manfaatkan Lahan Perhutani

Rep: Binti Sholikah/ Red: Angga Indrawan
Cabai merah dan rawit di pasaran
Foto: Koran Jakarta
Cabai merah dan rawit di pasaran

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemprov Jawa Timur berupaya memanfaatkan lahan milik Perhutani untuk mengatasi problem kenaikan harga cabai yang berulang setiap tahun. Sejumlah kabupaten akan memanfaatkan lahan Perhutani untuk ditanami cabai.

Kepala Dinas Pertanian Jawa Timur, Bambang Heriyanto, mengatakan, Pemprov bakal bekerja sama dengan Perhutani untuk memanfaatkan lahan-lahan yang belum tertanami. "Lahan-lahan di Perhutani yang belum tertanami atau ada tegakan tapi masih kosong ini bisa ditanami cabai. Mudah-mudahan bisa tahun ini," kata Bambang kepada wartawan di Surabaya, Sabtu (7/1). 

Ia mencontohkan, sistem tanam tumpang sari di Tuban yang juga telah memanfaatkan lahan Perhutani. Saat awal musim hujan lahan masih kering ditanami jagung. Kemudian satu bulan menjelang panen jagung di bawahnya ditanami cabai. Sudah ada beberapa kecamatan yang menerapkan sistem tersebut.

"Yang di Tuban sudah tiga tahun ini. Keuntungan bagi petani jelas lebih untung, tidak hanya jagung tapi bisa menikmati panen cabai rawit," jelasnya.

Bambang menyebut luas tanam cabai rawit di Jatim setiap tahun mencapai 51 ribu hektare. Tiap hektare bisa menghasilkan panen cabai sekitar 4 ton. Artinya, setiap tahun Jatim menghasilkan lebih dari 200 ribu ton cabai rawit. Luas tanam tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 yang hanya 30 ribu hektare. 

"Luas tanam cabai tidak berubah, hanya memang cuaca hujan menyebabkan rontok bunga cabai, sehingga hasil panennya menurun. Pengalaman kepala dinas sebelumnya dikasih paranet, kalau ada hujan pecah butirannya, sehingga bisa mengurangi bunga yang rontok," jelasnya.

Di samping itu, Pemprov memiliki program agar produksi cabai dilakukan secara bergiliran. Setiap bulan diatur sekitar 1.500 hektare lahan tanam cabai bisa panen. Kemudian menjelang hari raya keagamaan maupun hari besar ada tambahan produksi 20 persen. 

"Untuk cabai merah dan keriting tidak ada masalah, karena cabai rawit hanya ada di Jatim, Jateng dan Jabar. Sehingga kalau Jatim kekurangan atau tiga provinsi ini kekurangan maka Indonesia kekurangan," ujarnya.

Menurutnya, harga cabai akan segera turun seiring masa panen raya yang akan masuk pada Februari dan Maret 2017. Produksi cabai diprediksi meningkat dua kali lipat pada masa panen raya tersebut. Kabupaten yang bakal panen raya antara lain, Kediri, Nganjuk, Malang, Banyuwangi, Jember, Blitar, dan Pamekasan.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement