Rabu 11 Jan 2017 03:27 WIB

Cina: Laut Cina Selatan Bukan Sengketa Cina dengan ASEAN

Kepulauan-kepualauan kecil di kawasan Laut Cina Selatan, daerah ini sudah lama menjadi sumber konflik antarsejumlah negara di Asia.
Foto: AP
Kepulauan-kepualauan kecil di kawasan Laut Cina Selatan, daerah ini sudah lama menjadi sumber konflik antarsejumlah negara di Asia.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah Cina mengatakan bahwa sengketa Laut Cina Selatan bukan merupakan persoalan antara Cina dan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN).

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Lu Kang, dalam jumpa pers, Selasa (10/1), mengatakan pihaknya menyambut baik pernyataan pemerintah Filipina terkait sengketa Laut Cina Selatan. Pada Kamis (5/1) pekan lalu, Wakil Menteri Luar Negeri Filipina Enrique Manalo mengatakan bahwa putusan penengahan sengketa soal masalah Laut Cina Selatan tidak akan menjadi agenda pembicaraan pertemuan puncak ASEAN tahun ini.

Filipina tahun ini menjabat sebagai presiden bergilir ASEAN. Filipina pada 2013 mengajukan permintaan penengahan sengketa dengan Cina ke Pengadilan Arbitrasi Permanen (PCA).

PCA pada 12 Juli tahun lalu mengeluarkan putusan setebal 479 halaman menyangkut kasus Laut Cina Selatan. Putusan itu memberikan dukungan kepada Filipina.

Cina menyatakan keputusan PCA gugur dan batal. Cina tetap menganggap pengadilan internasional itu tidak memiliki wewenang menyangkut kasus kedaulatan wilayah dan penetapan garis batas maritim di Laut Cina Selatan.

Lu mengatakan masalah Laut Cina Selatan hanya terkait antara Cina dan beberapa negara ASEAN, bukan Cina dengan ASEAN.

Cina, ungkap Lu, bertekad untuk menyelesaikan sengketa Laut Cina Selatan dengan negara-negara terkait secara langsung melalui perundingan. Cina juga akan bekerja sama dengan negara-negara ASEAN untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan.

"Tahun ini merupakan peringatan ke-50 pembentukan ASEAN dan Cina selalu menganggap ASEAN memiliki peranan penting dalam hubungan di kawasan. Cina siap meningkatkan dialog dengan Filipina dan mendukung tugas negara itu sebagai ketua ASEAN," ujarnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement