REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Presiden Barack Obama menyelesaikan pidato perpisahannya dengan 'Yes we did', Selasa (10/1). Selama ini kampanye 'Yes we can' sangat identik dengannya saat masih jadi presiden.
Dalam pidatonya, Obama menyeru agar rakyat lebih terikat dengan politik negeri. Ia juga meminta penduduk tetap menjunjung tinggi nilai yang dianut Amerika. Ia menggarisbawahi demokrasi sebagai pondasi Amerika bisa seperti saat ini.
Obama menyerukan perbaikan keyakinan dalam demokrasi dengan berpartisipasi. Contohnya melibatkan diri dalam dialog terbuka. "Tunjukanlah, kadang Anda menang kadang kalah," kata dia seperti dilansir the Guardian.
Ia juga memperingatkan untuk tidak mempermasalahkan perbedaan. Seperti latar belakang, ras, LGBTQ, imigran, Muslim, dan perekonomian. Obama ingin agar AS melangkah di era pasca-rasial setelah kepergiannya.
Obama juga menyampaikan pencapaiannya selama menjadi presiden. Tidak ada terorisme di tanah AS, lebih banyak orang Amerika yang sudah memiliki asuransi kesehatan, legalisasi pernikahan sesama jenis. "Dan tewasnya Usamah bin Ladin," kata dia yang disambut tepuk tangan riuh.
Obama hanya menyingguh Donald Trump sekali. Yakni dalam keyakinan bahwa ia akan menyampaikan transisi yang mulus padanya. Sama seperti yang dilakukan presiden George W Bush padanya.
Obama berterima kasih pada penduduk AS yang menurutnya sangat membantunya selama jadi pemimpin. Ia berterima kasih pada Michelle istrinya, dan putrinya. Pidato diakhiri dengan slogan terkenal 'Yes we can. Yes we did. Yes we can'.
Baca juga, Obama Sampaikan Pidato Terakhir.