REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang siswa Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) tingkat 1, Amirulloh Adityas Putra (18) tewas setelah dikeroyok oleh seniornya di salah satu gedung STIP, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (10/1) malam. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo mengatakan, insiden serupa sebelumnya juga sudah pernah terjadi di sekolah tinggi tersebut.
"Kejadian tersebut adalah merupakan insiden yang ketiga kali, yang sebelumya terjadi pada tahun 2012 dan tahun 2013," ujar Argo kepada wartawan melalui keterangan tertulisnya, Rabu (11/1).
Dalam kasus ini, korban ambruk setelah menerima sejumlah pukulan dari seniornya sekitar pukul 22.00 WIB, yang kemudian dibawa ke petugas medis sekitar pukul 00.15 hingga 01.45 WIB dini hari. Namun, nyawa korban tak tertolong.
Melihat kondisi korban tak bernyawa, petugas medis bersama sejumlah saksi lantas melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Cilincing, Jakarta Utara sekitar pukul 02.00 WIB. Sesaat kemudian, polisi mengamankan empat terduga pelaku penganiayaan tersebut.
"Jenazah korban saat ini sudah dibawa ke RS Polri untuk keperluan autopsi. Kasus ini masih didalami Polsek Cilincing dibantu Sat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara," ucap Argo.
Sebelumnya diberitakan, seorang siswa Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) tingkat 1, Amirulloh Adityas Putra (18) meregang nyawa setelah dikeroyok oleh beberapa orang kakak tingkatnya di salah satu gedung STIP, Jalan Marunda Makmur Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.
"Pengeroyokan itu mengakibatkan korban meninggal dunia, dengan korban Taruna STIP Tingkat 1," kata Argo.
Argo menjelaskan, aksi pengadiayaan tersebut terjadi di Gedung dormitory ring 4 STIP, kamar M nomor 205 lantai 2 pada Selasa (10/1) sekitar pukul 22.30 WIB. Diduga korban dikeroyok oleh empat seniornya, yaitu SM (19), WH (20), IS (21), dan AR (19). "Diduga pelaku Taruna STIP tingkat 2," ujar Argo.