Rabu 11 Jan 2017 13:02 WIB

Dua Pilot Susi Air Positif Gunakan Morfin

 Pilot dalam tugas (ilustrasi).
Foto: brookskraft.com
Pilot dalam tugas (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Pengelola Bandara Tunggul Wulung, Cilacap, Jawa Tengah, melarang dua pilot Susi Air menerbangkan pesawat tujuan Halim Perdanakusuma, Jakarta, karena berdasarkan pemeriksaan urine oleh Badan Narkotika Nasional Kabupaten Cilacap, diketahui positif morfin.

Dalam pemeriksaan urine yang dipimpin langsung Kepala BNNK Cilacap Ajun Komisaris Besar Polisi Edy Santosa di Bandara Tunggul Wulung di Cilacap, Rabu itu, petugas menjaring seluruh awak pesawat yang baru mendarat, siswa sejumlah sekolah penerbangan, dan pekerja di bandara tersebut.

Dari pantauan, salah seorang pilot Susi Air yang baru mendarat dari Jakarta, BH, sempat menolak ketika diminta menjalani pemeriksaan urine oleh Kepala BNNK Cilacap AKBP Edy Santosa. Bahkan, dia mendekati salah seorang awak media dan membalikkan kamera telepon seluler yang mengarah kepadanya sambil berjalan meninggalkan ruang kedatangan.

Akan tetapi, setelah dilakukan pendekatan oleh Kepala Bandara Tunggul Wulung Faizal M, kru Susi Air, dan sejumlah petugas, BH akhirnya bersedia menjalani pemeriksaan urine dan hasilnya diketahui positif morfin.

Rekan BH, yakni DE yang lebih dulu menjalani pemeriksaan urine juga diketahui positif morfin. Informasi yang dihimpun, BH dan DE yang merupakan warga negara asing itu secara bergantian menjadi pilot dan kopilot dalam penerbangan Halim Perdanakusuma-Cilacap pergi pulang.

Saat ditemui wartawan, Kepala Bandara Tunggul Wulung Faizal M. mengatakan pihaknya dibantu BNN melakukan pengawasan terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. "Kami sangat mendukung kegiatan yang dilakukan BNN Kabupaten Cilacap," katanya.

Terkait adanya dua pilot yang positif morfin, dia mengatakan temuan tersebut belum final karena berdasarkan informasi dari manajemen maskapai, mereka akan mendatangkan dokter untuk mengklarifikasi dengan BNN.

Dengan adanya klarifikasi antara dokter dan BNN, pihaknya baru bisa mengetahui hasilnya secara pasti. Kendati demikian, Faizal mengatakan pihaknya untuk sementara mengikuti rilis yang dikeluarkan BNN.

"Selama rilis BNN belum disetujui untuk terbang, kami akan tetap hold (tahan) personel atau pilot yang akan terbang ini, untuk sementara ditahan sampai ada klarifikasi dari BNN," katanya.

Kepala BNNK Cilacap AKBP Edy Santosa mengatakan pemeriksaan urine tersebut digelar untuk menindaklanjuti kasus pilot Citilink yang diduga menggunakan obat-obatan terlarang. Oleh karena itu, pihaknya mengadakan kegiatan pemeriksaan urine di Bandara Tunggul Wulung.

"Kebetulan hari ini ada tiga penerbangan termasuk siswa beberapa sekolah penerbangan. Mereka dilakukan cek urine untuk mencegah penyalahgunaan narkoba oleh kru penerbangan," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement