Rabu 11 Jan 2017 14:58 WIB

Cerita Polisi Rusia yang Membunuh 59 Perempuan karena Diselingkuhi Istri

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Mikhail Popkov.
Foto: RT
Mikhail Popkov.

REPUBLIKA.CO.ID, Seorang pria Siberia yang juga mantan polisi, Mikhail Popkov, mengaku telah membunuh sedikitnya 59 perempuan. Seperti dilansir Russian Today, Rabu (11/1), ia divonis hukuman penjara seumur hidup dua tahun lalu karena 22 kasus pembunuhan.

Komite Investigasi mengatakan Popkov kini didakwa dengan 47 pembunuhan yang baru ia akui. "Total korbannya mungkin bisa lebih tinggi dari 81 orang," kata Angarsk, Investigative Committee. Ini menempatkannya di posisi tertinggi pembunuh berseri di Rusia.

Ia melampaui peringkat Andrey Chikatilo yang membunuh sedikitnya 52 orang pada 1994. Menurut laporan, Popkov mulai membunuh sejak 1994 hingga awal 2000-an. Ia melakukannya lagi pada 2012 hingga ia tertangkap.

Popkov mengundurkan diri dari kepolisian pada 1998. Ini mengejutkan kolega-koleganya saat itu karena ia dinilai punya prospek karier yang bagus. Tak lama terkuak bahwa ia ikut dalam investigasi pembunuhan yang ia lakukan sendiri.

Korban Popkov yang paling muda berusia 15 tahun. Jasad-jasad korbannya ditemukan di kayu-kayu pemakaman lokal atau pinggir jalan. Sebagian besar ditemukan dalam keadaan telanjang. Hasil otopsi menunjukkan mereka diperkosa sebelum dibunuh.

Popkov kemudian dinyatakan menderita disfungsi ereksi hingga akhirnya menghentikan pembunuhan. Ia menggunakan senjata tajam sebagai alat untuk membunuh. Hanya dua orang yang diketahui selamat dari kejahatan Popkov. Mereka pun menderita luka serius.

Secara umum, korban biasanya dalam perjalanan pulang dari bar atau restoran. Popkov menguntit mereka dengan mobilnya. Ia menawarkan tebengan pulang. Tak jarang ia menggunakan mobil polisi.

Meski melakukannya saat hari libur, Popkov sering menggunakan seragam polisi. Ini membuat aparat penyelidikan menyisir kemungkinan pelaku adalah penegak hukum.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement