REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah dikeroyok oleh seniornya hingga tewas, Amirulloh Adityas Putra (18 tahun), langsung dilarikan ke RS Kramajat Jati, Jakarta Timur untuk dilakikan autopsi, Selasa (10/1), malam. Berdasarkan hasil autopsi tersebut, ditemukan tanda-tanda adanya penganiayaan.
“Dokter Arip di RS Polri, Kramatjati mengatakan kalau mayat korban terdapat luka di bagian bibir bawah, tanda-tanda mati lemas, bintik-bintik pendarahan, resapan paru-paru, kelenjar liur yang tidak mengandung narkoba dan cairan kehitam-hitaman,” ujar Kapolres Jakarta Utara, Kombes Awal Chairuddin kepada wartawan di kantornya, Jakarta Utara, Rabu (11/1)?
Kendati demikian, pihak RS Polri juga masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut guna mendalami temuan cairan kehitam-hitaman yang berada di dalam tubuh pelaku. “Kami dibantu oleh dokter masih mendalami adanya cairan kehitam-hitaman di tubuh korban. Apakah korban sempat meminum sesuatu,” kata Awal.
Amirulloh, taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) tingkat 1, meregang nyawa setelah dikeroyok oleh beberapa orang kakak tingkatnya di salah satu gedung STIP, Jalan Marunda Makmur Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. "Pengeroyokan itu mengakibatkan korban meninggal dunia, dengan korban Taruna STIP Tingkat 1," kata Argo.
Argo menjelaskan, aksi pengadiayaan tersebut terjadi di Gedung dormitory ring 4 STIP, kamar M nomor 205 lantai 2 pada Selasa (10/1) sekitar pukul 22.30 WIB. Polisi pun sudah menetapkan para pelaku sebagai tersangka kasus pengeroyokan tersebut, yaitu SM (19), WH (20), IS (21), dan AR (19).