REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono menegaskan rob yang terjadi di Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke, Jakut bukanlah karena hujan. Konsepnya, ia menuturkan, akan dilaksanakan pengembangan pelabuhan Kali Adem Muara Angke dengan tiga intervensi.
"Pembenahannya yang pertama meningkatkan sarana dan prasarana ke Pulau Seribu, kapal-kapalnya tanpa harus mematikan pelayaran tradisional. Dua, pembenahan pelayanan publik. Ketiga, infrastruktur kawasannya sehingga kalau rob jangan sampai tergenang air," kata Sumarsono di Balai Kota, Rabu (11/1).
Cara mengatasi rob, Sumarsono mengatakan, tetap dibangun tanggul yang besar dan tinggi. Dengan demikian air tidak masuk.
Sisi lain, ia mengatakan sudah berkali-kali mengingatkan warga ibu kota jika curah hujan tinggi terjadi pada Januari dan Februari. Sumarsono mengindikasi curah hujan semakin meninggi saat ini.
"Makanya inilah problem kita setiap kali kita melakukan normalisasi sungai di Jakarta terutama di beberapa tempat hambatan utama kita memang harus diikuti dengan proses relokasi. Untuk relokasi beda dengan penggusuran," ujarnya
Menurutnya, relokasi warga diikuti dengan persiapan rusun. Jumlah rusun yang direnovasi, Sumarsono mengatakan, dengan jumlah rusun yang siap pakai tidak memadai.
"Ini hanya problem. Maka terpaksa mau tidak mau harus agak lambat sekali prosesnya. Tapi program yang telah dilakukan pada hakikatnya sudah benar yaitu kembali pada Normalisasi belum lagi proses yang dilakukan masih harus menemui kasus hukum di PTUN kita kalah," katanya.