Rabu 11 Jan 2017 19:31 WIB

Jadi Korban Hoax, Pewarta Foto Laporkan Eko Prasetia ke Polda

Rep: Muhyiddin/ Red: Ilham
Ilustrasi hoax
Foto: Antara/Mohammad Ayudha
Ilustrasi hoax

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa pewarta foto mengklaim jadi korban berita hoax yang disebar di media sosial oleh pemilik akun facebook Eko Prasetia. Berita hoax itu pun sempat menjadi viral di medsos dan telah dibagikan oleh 2.000 orang lebih.

Karena itu, Pewarta Foto Indoenesia (PFI) melaporkan pelaku ke SPKT Polda Metro Jaya. Ketua PFI Lucky C Pransiska mendatangi Polda Metro Jaya pada Rabu (11/1) sore bersama rekan-rekannya untuk melaporkan Eko.

Laporan mereka pun telah diterima pihak Polda dengan nomor LP TBL/147/I/2017/PMJ/Ditreskrimsus tertanggan 11 Januari 2017. Eko dilaporkan dengan pasal berlapis, yakni pasal 310 KUHP, dan pasal 311 KUHP, dan pasal 27 ayat 3 UU RI No 19 tahun 2016 tentang ITE.

Saat ditemui, Lucky menceritakan awal mula pelaporannya tersebut. "Kami baru tahu Selasa, 10 Januari, kemarin sore, tentang foto yang viral itu. Lalu saya konfirmasi ke teman-teman pewarta, mereka bilang iya itu yang di foto temen-temen pewarta sedang menunggu sidang (Ahok) di Kementan," ujarnya kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Rabu (11/1).

Berdasarkan postingan di akun Facebook Eko, foto tersebut diambil saat sidang dugaan kasus penistaan agama yang keempat kalinya pada Selasa (3/1), lalu. Saat itu, menurut Lucky, pewarta tengah melakukan peliputan dan menunggu sidang tersebut sambil duduk-duduk. Tiba-tiba saja, ada seorang pria yang memfotonya secara mendadak.

"Ada pria melewati mereka, lalu balik lagi sambil berkata, ini tinggal wartawan nih yang belum di foto. Lantas, pria itu mengeluarkan handphone-nya dan memotret teman-teman pewarta," ucapnya.

Lucky menjelaskan, pewarta tak mempermasalahkan saat difoto pria tersebut. Namun, yang menjadi masalah adalah Eko mengunggahnya ke media sosial dan diberi caption negatif yang seolah-olah pewarta yang sedang duduk tersebut memihak kelompok tertentu. Bahkan, kata Lucky, sekelompok rekannya tersebut disamakan dengan Pekerja Seks Komersial (PSK) yang dianggap berprofesi rendah.

"Foto itu diberikan konteks negatif dengan menyebut kami adalah tim buzzer atau cybernya penista agama. Kami tegaskan, kami tak pernah mendukung pihak manapun dan kami tidak dalam posisi untuk berafiliasi atau berkaitan dengan pihak manapun," katanya.

Saat tahu adanya berita hoax itu, lanjut Lucky, pihaknya pun membuat surat terbuka dan mengumumkannya ke medsos. Eko melalui akun facebook-nya kemudian mengirimkan pesan meminta maaf.

Lucky pun menjelaskan kepada Eko, kalau permintaan maafnya itu keliru karena seharusnya dilakukan di timeline facebook-nya, di halaman yang sama saat dia membuat berita hoax itu sebagai klarifikasi. Namun, faktanya di akun facebook-nya itu kini sudah bersih dari segala macam timeline, sehingga tidak dapat dilakukan klarifikasi.

"Kami ingin tahu, foto ini bersumber dari siapa pertama kali, dari mana, dan apa motifasinya memberikan konteks negatif itu. Apalagi, foto itu sudah tersebar sampai ke 2.029 orang," jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement